Seperti Sumardi, sopir yang mengantar batu bata ke wilayah Cepu dan Blora, yang seringkali harus memilih menu lain karena Garang Asemnya sudah habis meskipun ia datang lebih pagi.
Setiap hari, Mbah Paryono bisa menghabiskan hingga 80 sampai 100 ekor ayam kampung. Sekitar 300 bungkus Garang Asem Ayam terjual habis setiap hari, dan jika ditambah dengan pesanan, jumlahnya bisa mencapai 400 hingga 500 bungkus.
Resep Garang Asem khas Grobogan ini tidak terlalu rumit. Bahan-bahannya meliputi air santan, tomat merah, cabai rawit utuh, jahe, bawang merah dan putih, serta beberapa rempah lainnya.
Ciri khas rasa Garang Asem ini adalah penggunaan belimbing wuluh yang memberikan sentuhan asam yang unik. Selain itu, proses memasak dengan kukusan daun pisang menambah aroma harum yang semakin menggugah selera.
Bagi yang tidak terlalu suka pedas, Garang Asem Ayam ini juga bisa dipesan tanpa cabai. Harganya pun sangat terjangkau, hanya Rp 25.000 per porsi yang sudah termasuk nasi dan minuman.
Dengan harga yang begitu murah, para pelanggan, mayoritas sopir truk, tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Selain itu, warung ini juga menyediakan fasilitas kamar mandi untuk para sopir yang ingin membersihkan diri setelah perjalanan jauh.
Jadi, bagi Anda yang kebetulan melintas di sekitar Grobogan, jangan ragu untuk mampir dan mencicipi Garang Asem Ayam khas Grobogan yang legendaris ini!
Editor : Joko Piroso