Workshop Perfilman Ngawi 2025 , Embrio Lahirnya Forum Sineas di Ngawi

Dia mengatakan bahwa produksi film Indonesia masih sangat kecil dibanding jumlah layar bioskop yang sudah lebih dari 2.500. Akibatnya, bioskop banyak diisi film luar negeri. Kondisi tersebut terjadi karena keterbatasan sumber daya manusia di bidang perfilman. Kru, aktor, hingga sutradara masih terbatas, sehingga setiap kali ada produksi baru sering terjadi perebutan tenaga kreatif. Kalau satu pemain sudah kontrak di film A, maka tidak bisa terlibat di film lain. "Karena itu, kami ingin mendorong lahir lebih banyak kreator film di Indonesia, termasuk dari daerah seperti Ngawi," ujarnya.
Dikesempatan yang sama, kepala.dinas kominfo kabupaten ngawi , wahyu s kuncoro mengatakan mengapresiasi kegiatan ini, menurutnya potensi yang ada di Ngawi bisa diangkat melaui kegiatan perfilman.
"Saya mengapresiasi kegiatan workshop ini, karena potensi yang ada di Ngawi bisa diangkat melaui dunia perfilman, baik itu sejarah maupun kekinian, apalagi beberapa kali kita sudah punya event - event film seperti lomba film pendek pendek yang dibuat oleh remaja dan pelajar," kata Wahyu.
Begitupun sambutan positif disampaikan oleh kepala sekolah SMAN 1 Ngawi, Tjahjono Widijanto yang melihat kegiatan ini sebuah peristiwa langka dan layak untuk dijaga keberlanjutanya.
"Bagi kami ini adalah sesuatu yang langka dimana kita bertemu dengan tokoh perfilman yang luar biasa, dengan kegiatan ini kami mengharapkan ada talenta talenta dari ngawi dan menciptakan seni sinema yang berkualitas dan bagi SMAN 1 Ngawi merasa terhormat karena mendapat kesempatan pertama untuk embrio kegiatan semacam ini di Ngawi," kata Tjahjono usai membuka workshop ini.
Editor : Joko Piroso