get app
inews
Aa Text
Read Next : Korupsi Tanah Kas Desa: Kades di Sragen Ditahan, Rugikan Negara Rp240 Juta

Program Koperasi Desa Merah Putih Disorot DPRD Sragen, Dinilai Tanpa Kajian Matang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:26 WIB
header img
Audiensi DPRD Sragen bersama para Kepala Desa membahas polemik Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), Jumat (5/12). DPRD menekan Bupati agar memperkuat koordinasi dan penyiapan regulasi.Foto:iNews/Istimewa

SRAGEN, iNewsSragen.id - Rencana pengembangan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Kabupaten Sragen kembali menjadi sorotan tajam DPRD. Program yang diklaim sebagai penggerak ekonomi desa tersebut dinilai belum memiliki kesiapan fundamental, terutama terkait ketersediaan lahan, tata ruang, dan payung regulasi pendukung.

Sorotan itu mengemuka dalam audiensi antara DPRD dan para Kepala Desa (Kades) di Sragen pada Jumat (5/12). Dalam forum tersebut, dewan mendorong Bupati Sragen segera turun tangan untuk menjembatani komunikasi yang dinilai tersendat di tingkat pelaksana lapangan.

Ketua Fraksi PKB sekaligus anggota Komisi I DPRD Sragen, Fathurrohman, menilai Pemkab belum menjalankan peran strategis secara maksimal. Ia menyebut banyak desa kesulitan memenuhi syarat lahan minimal 600 meter sebagai lokasi KDMP. Bahkan, sebagian lahan yang tersedia berada di kawasan jalur hijau atau dinilai tidak layak secara ekonomi.

"Di lapangan banyak desa tidak punya lahan sesuai ketentuan. Ada yang masuk zona hijau, ada yang titiknya tidak memiliki nilai ekonomis. Ini sangat berisiko bagi keberlanjutan koperasi," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa tahap persiapan seharusnya dilakukan lebih terstruktur. "Kita dorong Bupati gercep, satset menjembatani antara Kades, TNI, dan dinas-dinas terkait," sambungnya.

Persoalan koordinasi juga diakui oleh para Kades yang hadir. Kades Sambi, Kresna Widya Permana, mengungkapkan bahwa persoalan KDMP lebih banyak dipicu miskomunikasi antarinstansi. Menurutnya, program seolah berjalan terburu-buru tanpa dialog teknis memadai antara TNI sebagai pelaksana, Pemkab, dan Pemdes.

"Kita belum pernah diajak diskusi, tiba-tiba percepatan proyek jalan. Ini kemudian menimbulkan masalah di banyak lokasi," ujarnya.

Kresna juga menyoroti tekanan bagi Pemdes untuk menyiapkan urug lahan dan pembukaan akses tanpa dukungan anggaran yang jelas. "Kita dipaksa cepat, tapi faktanya banyak yang tidak tepat. Ada yang nabrak zona hijau, ada kewajiban anggaran urug yang belum ada posnya. Ini masalah tersendiri," keluhnya.

Ia menegaskan para Kades tidak ingin menjadi pihak yang disalahkan apabila program mengalami hambatan. Para kepala desa, lanjutnya, berharap proses diperbaiki melalui koordinasi terpadu, transparansi teknis, serta kejelasan pembiayaan agar KDMP tidak hanya menjadi target percepatan, tetapi juga memiliki dasar ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut