Menurut Liu, sejak menikah dia memperhatikan istrinya tetap terjaga siang dan malam, melakukan pekerjaan rumah, bahkan di tengah malam. Saat itu Liu diberi tahu oleh sang istri dirinya mengalami insomnia. Berbagai obat sudah dikonsumsi tapi tak juga membuatnya tidur.
Li juga sudah berusaha meminta bantuan medis di Hunan untuk menyembuhkannya, tapi dokter selalu mengatakan tak ada kejanggalan pada tubuhnya.
Li dan suaminya kemudian menemui para ahli di Beijing. Di situlah misteri keanehan selama puluhan tahun itu terungkap. Tim dokter menggunakan sensor canggih untuk memantau Li selama 48 jam, termasuk menggunakan CCTV.
Dari situ diketahui, Li sebenarnya tidur, namun caranya tak seperti kebanyakan orang.
CCTV memantau perilaku Li yang diperkuat data dari sensor untuk mengetahui aktivitas gelombang otak. Li sebenarnya tidur ringan dan sedang, namun tidak berbaring di ranjang dengan mata tertutup. Dokter menggambarkan fenomena tersebut sebagai 'tidur sambil bangun' atau kondisi yang mirip dengan mimpi berjalan sambil tidur.
Menurut dokter, berbeda dengan orang lainnya, beberapa saraf dan organ Li masih aktif selama tidur.
Disebutkan pula, Li sebenarnya ditipu oleh otaknya. Ketika beristirahat, sebagian tubuh Li sebenarnya sudah memasuki masa dormansi, tapi tidak perlu menutup mata. Saat berbicara dengan suami, pergerakan bola mata Li lambat dan kelopaknya cekung yang menandakan dia sedang beristirahat.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait