Salah satu warga bernama Mila mengatakan, dampak getaran dan polusi proyek pembangunan rumah sakit itu terasa hingga sekira radius 20 meter. Didalam ada 36 KK dengan 15 anak.
Rumah warga yang berbatasan langsung tembok proyek ada enam, salah satunya rumah Mila, semua mengalami kerusakan seperti tembok retak, kaca pecah, hingga air sumur keruh dan bau.
“Saya dan warga lainnya merasa tidak nyaman dengan proyek pembangunan rumah sakit Kasih Ibu ini. Kalau dulu aktivitas proyek sampai pukul 18.00 WIB saja. Tapi kenyataannya sekarang sampai pukul 22.00 WIB, bahkan sering sampai dini hari. Karena bising anak- anak tidak bisa belajar," ungkap Mila.
Menurutnya, pada awal protes sebenarnya dari pengurus RT dan Kelurahan sudah berusaha menjembatani untuk bermusyawarah dengan pihak rumah sakit atau kontraktor. Tapi belum juga menemui titik temu.
“Warga sempat mengusulkan pekerjaan proyek hingga pukul enam sore sesuai perjanjian awal, atau kalaupun lembur tanpa kebisingan. Sedangkan untuk 3 KK yang paling terdampak karena rumahnya semi permanen kami usulkan untuk dipindahkan sementara sampai proyek selesai, tapi belum ada tanggapan sama sekali,” pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait