Rukan mengaku kewalahan dalam melayani pemesanan, sehingga ia harus menambah beberapa pekerja. Ia harus menyelesaikan ribuan paket kue lebaran baik dalam bentuk parcel maupun kemasan selama dua hari untuk satu pemesan, jelasnya.
Sementara dalam sehari pelaku usaha ini bisa menerima pesanan lebih dari sepuluh orang. Usahanya sempat terpuruk selama dua tahun akibat pandemi, dan kini mulai bangkit dan mempekerjakan ketujuh karyawannya lagi.
Karena membludaknya order kue lebaran, beberapa bahan baku pembuatan kue mengalami kelangkaan ditambah lagi harga bahan baku juga ikut naik, sehingga proses pembuatan kue sedikit mengalami keterlambatan, ujarnya.
Meski harga bahan baku mengalami kenaikan, namun pelaku usaha tidak berani ikut menaikkan harga kue lebaran dan memilih sedikit untung karena akan berdampak besar pada pesanan. Untuk mempercepat proses penyelesaian produksi, seluruh pekerja harus ikut lembur.
Beberapa pesanan yang sudah selesai, kemudian dikemas dalam kardus besar dan siap dikirim ke pemesan.
Pemesanan kue kering telah ditutup pada h-7 lebaran agar pengiriman bisa tepat waktu sebelum idul fitri, pungkas Rukan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait