GROBOGAN, iNewsSragen.id - Pasca terjadinya bentrok antar dua perguruan silat di Grobogan, kondisi lokasi kejadian dan desa yang mulanya mencekam kini mulai berangsur normal dan kondusif. Puluhan pesilat dari dua perguruan yang mengalami luka akibat hantaman batu dan mendapatkan perawatan di puskesmas setempat langsung diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.
Polisi terus melakukan pemantauan keamanan dengan melakukan penjagaan serta patrol.
Puluhan pesilat dari kedua perguruan, Setia Hati Terate dan Kera Sakti yang mengalami luka di bagian kepala dan badan sempat mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Gabus, Grobogan, Jawa Tengah. Mereka rata-rata mengalami luka lecet di bagian kepala akibat hantaman dan lemparan batu dari masing-masing perguruan yang bertikai.
Hingga Senin sore, puluhan pesilat yang mengalami luka sudah diperbolehkan pulang dan hanya menjalani rawat jalan. Selain itu, beberapa sepeda motor mengalami kerusakan cukup parah langsung dibawa ke bengkel terdekat untuk perbaikan.
Adi saputra, Kepala Desa Tlogotirto, Kecamatan Gabus, Grobogan, telah meminta seluruh warga SH Terate untuk tidak terpancing dalam bentrok dengan perguruan Kera Sakti. Namun ada beberapa warga yang tetap nekat melakukan penyerangan balik. Suasana Desa pasca bentrok sudah berangsur membaik dan kembali normal, meski banyak warga yang terjebak di tengah bentrokan kemarin masih mengaku takut dan trauma. Beberapa warga sudah berupaya untuk memperbaiki genteng rumah mereka yang pecah terkena lemparan batu.
Kasi Humas Polres Grobogan, Ipda Nurcahyanto Teddy mengatakan, Kepolisian bersama TNI telah melakukan penyisiran dan pengamanan di sepanjang wilayah Kuwu, Kradenan, Tlogotirto dan Gabus, Grobogan. Beberapa kendaraan pesilat yang rusak sudah dikumpulkan dan diambil oleh pemiliknya.
Peristiwa bentrokan bermula saat anggota perguruan pencak silat Kera Sakti penggelar acara halalbihalal di sebuah Gedung di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Grobogan. Diduga salah paham, beberapa anggota perguruan Kera Sakti tiba-tiba mengeroyok dan menghajar seorang pemuda yang diduga warga SH Terate.
Sehari pasca bentrokan, suasana Desa di dua Kecamatan yakni Kuwu dan Tlogotirto sudah mulai membaik. Namun masih banyak bebatuan yang berserakan di sepanjang jalan dan rumah warga. Untuk mengantisipasi bentrok susulan atau balas dendam masing-masing perguruan.
Polisi memperketat keamanan dengan melakukan patroli dan penjagaan di sepanjang jalan dan lokasi bentrokan. Pelaku bentrokan dari kedua belah pihak tidak ditangkap dan hanya diberikan himbauan untuk tidak mudah terpancing atau terprovokasi. Polisi rencananya juga akan mempertemukan kedua perguruan SH Terate dan Kera Sakti untuk membuat kesepakatan damai, pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait