Pasalnya, sang suami harus diangkat-angkat saat akan periksa. "Malu mas. Soalnya, kalau periksa itu suami saya diangkat-angkat. Jadi, saya gak mau merepotkan orang lain, sehingga milih pakai kursi roda ke rumah sakit," tegasnya.
Dia mengaku, kursi roda yang digunakan untuk membawa sang suami periksa itu merupakan hasil pembeliannya. Dia rela mengamen untuk bisa membeli kursi roda buat sang suami. "Kalau dulu saya kerjaannya mbutik bawang merah. Ngga cukup buat beli kursi roda, jadi saya ngamen agar bisa tercukupi buat beki kursi roda," ungkapnya.
Lebih lanjut, jika selama masa pengobatan sang suami dikaver oleh BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI). "Alhamdulillah, selama suami saya cuci darah menggunakan BPJS Kesehatan. Jadi, tidak bayar," pungkas Aan.
Terpisah, Kepala Ruangan Hemodialisa RS Bhakti Asih Brebes Ahmad Muzaki menyampaikan, untuk saat ini kondisi Nurohman cukup stabil. Hal ini karena yang bersangkutan rutin kontrol dua kali dalam seminggu. "Awalnya ini yang bersangkutan menderita diabetes. Terus, kakinya bengkak dan gagal ginjal, jadi harus cuci darah," katanya.
Menurutnya, selama melakukan cuci darah yang bersangkutan menggunakan BPJS Kesehatan PBI. "Bahkan hingga saat ini Nurohman rutin melakukan cuci darah selama dua kali dalam seminggu," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait