Pihak keluarga sengaja menempatkan Adi di sana. Sengaja disembunyikan agar orang lain yang bertandang tidak mudah mengetahuinya. “Tentunya penyakit seperti ini ini sama dengan aib,“ jelas Kusnoto.
Sebagai tokoh yang pernah memimpin penumpasan pemberontakan G 30 S PKI 1965, nasib Adi bisa dikatakan tragis. Dia dipasung layaknya pesakitan, dengan rantai pergelangan sebelah kakinya kuat-kuat, hingga berbekas di permukaan kulit.
Ujung rantai sepanjang 5 meter itu tertanam di lantai gubuk membuat gerak hidup Adi hanya sebatas panjang rantai tersebut. Meski dalam keadaan terbelenggu, dia masih bisa merebus air untuk membuat kopi bagi dirinya sendiri.
“Sebelumnya ia sempat juga dipasung. Namun karena pasung itu membuatnya rebah tak berdaya maka diganti dengan rantai besi, “terang Kusnoto yang juga tetangga Adi.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait