Selain mendapatkan air dari truk tangki dermawan, warga juga harus membeli air bersih secara mandiri dari pengusaha air dengan harga yang cukup mahal, yaitu tujuh puluh lima ribu rupiah untuk lima ratus liter air. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan tantangan yang signifikan bagi warga desa ini, dan mereka harus bergantung pada bantuan dermawan serta mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air.
Suyati, warga Desa Monggot harus berjuang untuk mendapatkan pasokan air bersih yang memadai. Beberapa warga bahkan rela membeli air secara patungan atau iuran bersama agar dapat membeli satu tangki air berisi dua ribu liter air. Mereka sangat mengandalkan bantuan air yang datang setiap minggu sekali dari gereja setempat secara gratis. Sayangnya, mereka belum pernah menerima bantuan dari pemerintah sejak krisis air bersih melanda.
Tanpa bantuan air bersih, warga terpaksa melakukan perjalanan menyusuri tebing dan hutan sejauh satu kilometer untuk mencapai satu-satunya sumber air yang masih ada. Namun, banyak warga yang merasa kecewa karena ketika mereka tiba di sumber air tersebut, mereka seringkali tidak mendapatkan cukup air atau sumber air tersebut bahkan sudah mengering, tidak mencukupi untuk kebutuhan banyak warga.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait