6) Ingatkan, guru harus senantiasa mengingatkan siswa yang menampilkan perangai buruk sehingga kembali mampu menampilkan perangai yang baik.
7) Repetisi (pengulangan), perbuatan baik harus dilakukan secara berulang-ulang agar menjadi kebiasaan.
8) Pengorganisasian, kegiatan-kegiatan yang mampu menjadikan siswa melakukan kebaikankebaikan harus dilaksanakan secara terorganisir.
9) Heart, dalam membentuk karakter siswa, guru harus mampu menyentuh hatinya.
Dapat diartikan bahwa pendisipinan mengenai pembentukan ataupun pendidikan karakter di sekolah dilakukan melalui kegiatan pembelajaran, pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar ekstra kurikuler dan kegiatan keseharian yang dilakukan di rumah.
Dalam belajar mengenai budaya dan kesenian sendiri terdapat elemen pengolahan emosi, dimana dalam budaya sendiri terdapat nilai-nilai lubur yang dapat dijadikan cerminan bagaimana manusia bertindak.
Di dalam kebudayaan apalagi di Indonesia ini sangat
melimpah berbagai macam dan jenis budaya, tata cara berkehidupan dan bagaimana berinteraksi dengan sesama, telah ditunjukkan oleh leluhur-leluhur kita, melihat banyaknya hal maupun nilai positif yang disusupkan pada budaya yang ada, hal ini dapat menjadi alternatif media pembentukkan karakter bagi generasi penerus bangsa.
Penulis:
1. Muhammad Rafli Rafsanjani (Mahasiswa PGSD FIPP UNNES)
2. Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd (Dosen PGSD FIPP UNNES)
Editor : Sugiyanto
Artikel Terkait