SRAGEN, iNewsSragen.id - 34 warga di Kelurahan Ngembatpadas, Kecamatan Gemolong, Sragen, keracunan massal. Kejadian tersebut diduga terjadi setelah sekitar 60 orang mengkonsumsi makanan ringan dalam pertemuan rutin PKK kelurahan setempat pada Senin (15/1) sekitar pukul 13.30.
Pada pukul 17.30, sejumlah warga yang hadir dalam pertemuan tersebut mulai mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan diare. Makanan ringan yang disajikan dalam kegiatan tersebut meliputi arem arem, sosis risol, dan kue mutiara, yang dipesan dari seorang warga setempat.
Kapolsek Gemolong, AKP Liyan Prasetyo, menjelaskan bahwa snack tersebut dipesan oleh ibu Puji Sudibyo dari Sidomulyo RT 01/01 sebanyak 60 buah. Selanjutnya, ibu Sudibyo memesan di tempat ibu Parmi, yang alamatnya berada di Dukuh Kauman RT 02/01 Kelurahan Gemolong. Kegiatan pertemuan rutin PKK Kelurahan Ngembatpadas selesai pada pukul 15.00.
Pukul 16.30, salah satu warga, Budiono, mengalami gejala seperti perut terasa mual, panas, keluar keringat dingin, dan pusing. Pukul 17.30, Budiono melaporkan kejadian tersebut kepada lurah Ngembatpadas. Laporan tersebut kemudian diteruskan oleh lurah setempat kepada peserta PKK melalui grup WhatsApp, dan banyak peserta yang mengalami gejala serupa.
Setelah mengetahui banyak peserta PKK yang mengalami gejala serupa, pihak berwenang segera berkoordinasi dengan Puskesmas Gemolong. Pemantauan kondisi warga yang mengalami gejala pusing, mual, dan diare terus dilakukan oleh Bidan Kelurahan Ngembatpadas.
Menurut Kapolsek Gemolong, hasil pemeriksaan petugas kesehatan dari Puskesmas Gemolong menunjukkan bahwa diare massal tersebut diduga berasal dari makanan snack yang dikonsumsi. Setelah laporan ini, Kapolsek Gemolong bersama Camat Gemolong, Ancil Sudarto, dan petugas kesehatan dari Puskesmas Gemolong melakukan observasi ke tempat Parmi sebagai penyedia makanan ringan. Sampel sisa makanan yang dikonsumsi oleh warga dibawa ke Puskesmas Gemolong untuk dilakukan uji laboratorium guna memastikan penyebab keracunan massal tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya, Kepala Puskesmas Gemolong, dr. Agus Pranoto Budi Susilo, membenarkan adanya keracunan massal. Pihaknya telah melakukan penanganan dan membuka posko untuk merespons kejadian ini. Dilaporkan bahwa ada 34 orang yang merasakan gejala keracunan, meskipun sebagian dari mereka tidak mencari pengobatan dan telah sembuh.
"Ada 34 orang, tapi tidak semua berobat. Terkait keracunan massal ini sudah membaik, tidak ada yang sampai rawat inap," ungkapnya pada Rabu (17/1). Sampel makanan dan air yang dikonsumsi telah dibawa ke laboratorium, namun hasil penyebab keracunan belum dapat dipastikan. Proses laboratorium masih berlangsung, dan diperkirakan laporan hasil akan keluar dalam seminggu.
Lurah Ngembatpadas, Baikuni, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan pertemuan rutin Ibu-Ibu PKK setempat. Dia juga mencicipi arem-arem, namun tidak mengalami gejala keracunan. Baikuni menyatakan kemungkinan risol sosis yang menjadi penyebabnya. Sebagian dari peserta pertemuan, sekitar 50an orang, tidak mengonsumsi risol tersebut.
Setelah mendapatkan laporan, pihaknya segera berkoordinasi dengan Puskesmas Gemolong dan menyediakan layanan aduan agar warga yang mengalami gejala segera mendapatkan pengobatan. Tim Puskesmas Gemolong memberikan pengobatan kepada warga yang diduga keracunan setelah mengkonsumsi snack di pertemuan PKK Kelurahan Ngembatpadas.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait