Sadranan Sepi, Jasa Pembersih Makam TPU Pracimaloyo Sambat

Nanang SN
Warga Desa Makamhaji pembersih makam duduk menunggu peziarah di musim sadranan.Foto:iNews/ Nanang SN

SUKOHARJO,iNewsSragen.idTradisi sadranan menjelang Ramadhan bagi masyarakat Indonesia, terutama di Jawa  selalu dilakukan dengan ziarah ke makam mendoakan arwah leluhur maupun sanak keluarga yang sudah lebih dulu meninggal dunia.

Di Kabupaten Sukoharjo, tepatnya di TPU Pracimaloyo yang berada di Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, peziarah mulai ramai datang untuk memanjatkan doa serta menabur bunga diatas makam masing-masing keluarganya.

Momen tahunan inipun menjadi lahan untuk mendulang rezeki bagi jasa pembersih makam. Ada yang berkelompok, namun ada juga yang sudah memiliki langganan.

Tak hanya orang dewasa,  anak-anak yang ikut menunggu disekitar peziarah saat sedang berdoa juga mendapat keuntungan. Saat peziarah selesai berdoa, mereka juga mendapat uang meskipun tidak ikut membersihkan makam.

Bagi warga sekitar TPU Pracimaloyo, menjadi pembersih makam sudah menjadi rutinitas pekerjaan sehari-hari. Namun ada juga yang menjadikannya sebagai pekerjaan musiman, semisal saat sadranan atau saat lebaran.

Sumarni (56) salah satu dari puluhan warga setempat yang sehari-hari mengais rejeki sebagai pembersih makam  mengatakan, pasca Covid-19 hingga sekarang ada penurunan pendapatan lantaran peziarah yang datang tidak ramai seperti tahun- tahun sebelumnya.

"Sadranan sekarang sepi yang meminta jasa pembersih makam. Ramai peziarah itu kalau pas lebaran. Banyak yang datang berombongan dari luar kota," katanya saat ditemui, Senin (11/3/2024).

Ia mengatakan warga mulai ramai berziarah ke TPU Pracimaloyo sejak dua hari terakhir sebelum masuk bulan Ramadhan. Para peziarah yang datang ada yang membawa sapu, buku doa, dan kembang tabur.

“Hanya saja keramaiannya tidak seperti saat sebelum korona (Covid-19). Sekarang sehari bisa membawa pulang uang Rp 50 ribu sudah Alhamdulillah," ujar Marni yang mengaku sudah sejak lama mencari rejeki sebagai pembersih makam.

Senada, Pandiyo (45) warga setempat mengungkapkan, sadranan tahun ini tidak seramai seperti tahun sebelumnya. Ia dan beberapa warga lain sesama pembersih makam lebih banyak duduk menunggu peziarah yang akan datang.

"Puncak sadranan itu biasanya dua hari sebelum Ramadhan. Dulu rata-rata dalam dua hari bisa mendapat uang antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Sekarang Rp 100 ribu saja susah sekali. Apalagi kebutuhan pokok saat ini harganya naik, jadi saya harus bisa berhemat agar bisa menghidupi keluarga," pungkasnya.

Editor : Joko Piroso

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network