Dari data terkena dampak, produksi susu di Kabupaten Boyolali mencapai sekira 140 ton per hari. Namun, saat ini, hanya 110 ton susu yang dapat terserap oleh industri, sehingga ada sisa sekitar 30 ton susu yang terpaksa dibuang.
"Pengurangan kuota produksi (oleh IPS) ini telah dirasakan sejak bulan September 2024, namun perubahan paling drastis mulai terjadi pada akhir Oktober 2024. Seluruh IPS membatasi kuota yang diterima," ungkapnya.
Disebutkan, alasan pembatasan pada awalnya dikatakan karena ada perbaikan mesin. Dengan alasan perbaikan itu sehingga pihak IPS menyatakan berdampak langsung dengan penurunan penjualan di pasar.
"Ada kemungkinan peningkatan produk impor juga berdampak pada produksi susu lokal," ujarnya.
Atas kondisi itu, para peternak sapi perah meminta dukungan Pemkab Boyolali agar keluhan dan aspirasinya disampaikan kepada pemerintah pusat. Mereka berharap ada kebijakan yang membatasi impor susu dan lebih memprioritaskan produk susu lokal.
"Akibat situasi ini kami mengalami kerugian hingga ratusan juta," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait