Guru Besar yang juga Dekan FT UNS, Prof. Dr. Wahyudi Sutopo, S.T., M.Si. saat menyerahkan enam unit motor dinas hasil konversi itu menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Sukoharjo yang telah mendukung program pemerintah pusat dalam hal elektrifikasi kendaraan listrik.
"Jadi program ini tema utamanya adalah Dekarbonisasi (metode mitigasi perubahan iklim yang mengurangi emisi gas rumah kaca), maka kami dari Fakultas Tehnik UNS mengambil peran untuk menghubungkan persoalan dengan solusinya," jelasnya.
Persoalan dimaksud adalah kendaraan konvensional yang menghasilkan emisi karbon, sedangkan solusinya adalah memanfaatkan teknologi dan tata niaganya yaitu kendaraan listrik konversi berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan.
"Kami sudah membuatkan model sederhana, yaitu memanfaatkan hubungan antara pemerintah daerah dengan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan dengan UNS. Mudah-mudahan dengan contoh enam unit motor konversi ini, ada tindak lanjutnya. Karena kendalanya, kalau belum mencoba mungkin belum yakin," kata Wahyudi.
Ia berharap, nantinya melalui SMK-SMK yang ada di Sukoharjo bisa praktek mengkonversi kendaraan listrik sendiri dengan supervisi dari FT UNS yang sudah memiliki bengkel konversi motor listrik berlisensi.
Menyinggung biaya, Wahyudi mengungkapkan jika merujuk pada harga pasaran, maka untuk satu unit motor konvensional yang akan dikonversi menjadi motor listrik butuh anggaran sekira Rp 16 juta. Biaya sebesar itu mencakup untuk tiga komponen.
"Komponen pertama adalah batere listrik, kedua adalah kit konversi, ketiga yang cukup mahal karena tidak bisa diganggu gugat adalah komponen pengujian dan mengganti surat-surat sampai STNK-nya menjadi motor listrik," bebernya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait