GROBOGAN,iNewsSragen.id - Banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah terus meluas hingga ke desa-desa lain. Derasnya arus dan cepatnya kenaikan air membuat petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan segera mengevakuasi lansia, ibu-ibu, dan balita ke lokasi pengungsian.
Namun, kondisi semakin sulit karena beberapa lokasi pengungsian juga ikut terendam banjir, sehingga warga terpaksa beberapa kali berpindah tempat.
Pada Minggu sore, petugas BPBD Grobogan melakukan evakuasi paksa terhadap lansia, ibu-ibu, dan balita di Desa Ringin Kidul, Kecamatan Gubug, yang masih terjebak di dalam rumah mereka.
"Ketinggian air yang meningkat cepat serta derasnya arus membuat warga kesulitan mencari tempat aman," ungkap seorang petugas BPBD. Dengan menggunakan perahu karet, tim penyelamat menjemput warga dari rumah ke rumah untuk dibawa ke tempat yang lebih aman.
Awalnya, warga dievakuasi ke kantor balai desa setempat. Namun, hanya dalam beberapa menit, air juga mulai menggenangi gedung tersebut. Akhirnya, mereka dipindahkan ke gedung sekolah dasar, tetapi banjir terus naik hingga mencapai lokasi itu.
Sebagian pengungsi akhirnya dipindahkan ke masjid dan gereja terdekat yang masih aman dari genangan air.
Menurut Kepala Desa Ringin Kidul, Muhammad Sodiq, banjir berasal dari jebolnya tanggul Sungai Tuntang yang berjarak sekitar satu kilometer dari desa mereka. Banjir mulai masuk sekitar pukul 09.00 WIB, dan dalam beberapa jam tinggi air sudah mencapai 1,6 meter di jalan desa, memutus akses antar-desa.
Untuk mencegah risiko lebih besar, jalan masuk ke Desa Ringin Kidul dipasangi palang penutup, agar warga luar tidak melintasi area banjir.
Seorang warga, Sukisri, mengaku tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya karena banjir datang mendadak dan sangat cepat. "Saya akan tidur di pengungsian bersama keluarga karena tempat tidur kami basah terendam. Beberapa perabotan rumah juga hanyut terbawa arus," ujarnya.
Berdasarkan data Pemerintah Desa Ringin Kidul, banjir ini telah berdampak pada 650 kepala keluarga.
Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pengungsi, pihak desa telah menyiapkan gereja sebagai lokasi tambahan, yang mampu menampung ratusan warga.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait