”Petani menolak dan melepaskan tanah untuk berdirinya pabrik. Ada orang yang dari luar dan tidak dikenal itu datang tidak hanya satu, dua kali saja, namun juga satu per satu didatangi dari rumah ke rumah. Itu kan jelas sudah pemaksaan bagi saya. Apalagi dengan mengucapkan bahwa akan segara ditutup dengan pagar,” ujarnya.
Lamiyo, menolak penawaran itu demi menjaga tanah peningalan orang tua. Selain itu lahan tersebut bakal bermanfaat untuk anak cucunya kelak. Dirinya hanya mengandalkan lahan tersebut untuk mata pencaharian.
”Ini juga untuk pencarian makan sehari hari saya dan anak- anak saya nanti, berapapun saya tidak akan jual mas,” katanya.
Sekertaris Forum Komunikasi Petani Bersatu, Thoni Sujarwanto menyampaikan bahwa, dua tahun lalu sudah sempat ada pembebasan, dan saat itu juga ramai diberitakan dibeberapa media, tentang kabar penolakan pendirian pabrik.
Karena penolakan itu, para petani sekarang banyak mendapat tekanan dan intimidasi.
Editor : Joko Piroso