Menurut Pariyo menggunakan bibit padi Inpari 32, melihat petani lain yang menggunakan bibit Ciherang dan 64-SS tidak masalah. Kalau panen itu biasanya per patok bisa laku Rp10 sampai Rp11 juta untuk hasil panen musim tanam ketiga ini. Dengan kondisi seperti itu jelas tidak dapat apa-apa keluhnya.
Para petani berharap, pihak terkait bisa memberi solusi kepada petani untuk musim tanam berikutnya,” ujarnya.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Bedoro, Dwi Aprilia Jaya, menjelaskan kondisi tanaman padi kerdil terjadi merata di Desa bedoro. Tetapi ada sawah 4 hektare yang kondisinya paling parah dan kemungkinan gagal panen.
Untuk antisipasi, ia mengatakan pada musim tanam berikutnya harus dikawal sejak dari pembibitan, yakni dengan penyemprotan obat wereng.
Kami juga akan berkoordinasi dengan petugas laboratorium pertanian di Palur, Karanganyar. Untuk persiapan lahannya supaya ditambah pupuk organik. Kasus seperti ini baru kali pertama terjadi di Sambungmacan.
menurut Dwi, akar padinya masih banyak tetapi tidak bisa tumbuh normal. Sementara kalau kekurangan PH maka akarnya sedikit dan kecokelatan karena tidak bisa menyerap unsur hara tanah, ujarnya.
Editor : Joko Piroso