REMBANG, iNewsSragen.id - Nasib tragis dialami seorang santri di Kabupaten Rembang. Dia menjadi korban pembakaran oknum santri lainnya hingga mengalami luka bakar sekitar 70 persen. Aksi nekat itu diduga dipicu karena pelaku emosi menjadi bahan olok-olok atau dibully.
Peristiwa mengenaskan terjadi Agustus 2022 lalu. Polres Rembang telah menggelar rekonstruksi atas kasus tersebut.
Santri yang menjadi korban pembakaran berinisial AM (21) warga Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Ia merupakan santri di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.
Sedangkan pelaku berinisial MIF (20) warga Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Ia juga santri namun dipercaya menjadi petugas keamanan di ponpes setempat.
Peristiwa berawal ketika MIF sebagai petugas keamanan pondok mengumpulkan handphone milik para santri.
Namun sejumlah santri, termasuk korban diduga sempat mengolok-olok yang bersangkutan. Sebab batas maksimal pengumpulan handphone pukul 18.00 WIB.
Namun justru dikumpulkan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan, sehingga antara pelaku dan korban sempat terlibat adu mulut.
MIF yang merasa jengkel, emosinya semakin tersulut. Sebab keesokan harinya, ia mendapati tempat bajunya diberi puntung rokok.
Ia menuding hal itu dilakukan oleh AM. Tak berselang lama, pelaku membeli 1 liter pertalite dari kios di dekat pondok. Setelah itu, pelaku lalu menuju kamar korban. Ia lalu menyiramkan pertalite ke tubuh korban yang sedang tertidur dan menyulutnya dengan korek api.
Api yang berkobar membakar tubuh korban hingga mengalami luka bakar sekitar 70 persen. Pasca kejadian itu, pelaku melarikan diri namun aparat Polres Rembang berhasil menangkapnya.
Editor : Joko Piroso