KAIRO, iNewsSragen.id - Seorang gadis berusia 15 tahun di Mesir dicerai suami setelah malam pertama hanya karena dituding tidak perawan. Sontak hal ini pun membuat keluarga sang istri marah besar.
Tak hanya keluarga sang istri, pubik Mesir pun ikut geram dan mengecamnya lewat Twitter.
Media Middle East Monitor mengabarkan, seorang istri yang masih muda ini dicerakan suaminya setelah malam pertama. Suami menuding kalau istrinya ini sudah tidak perawan.
Gadis itu pun curhat kepada ayahnya. Tak terima putrinya dituding macam-macam, sang ayah kemudian menemani gadis itu untuk cek keperawanan di dokter forensik.
Menurut sang ayah, tes keperawanan ini merupakan senjata ampuh untuk "membungkam siapa pun yang meragukan kehormatan putrinya".
Hasil tes keperawanan itu ternyata membuktikan kalau selaput dara sang gadis itu pun masih utuh. Senang melihat hasil tersebut, sang ayah kemudian mengarak putrinya ke jalanan sambil pamer surat hasil tes keperawanan.
Sebuah video viral memperlkihatkan gadis 15 tahun itu duduk di pundak ayahnya, melambai-lambaikan kain putih. Warga setempat pun ikut konvoi dan menyerukan kata-kata yang menyindir suami sang gadis.
"Yang Mulia telah kembali," teriak seorang warga lewat mikrofon.
Pengantin wanita seringkali mengalami penghinaan saat malam pertama. Bahkan pengantin wanita kerap diharuskan menjalani ritual memalukan dengan menempelkan darah ke kain putih untuk membuktikan bahwa mereka masih perawan.
Pengguna media sosial mengecam perceraian terjadi hanya karena dituding tidak perawan. Padahal, pengantin wanita diketahui masih di bawah umur.
Seorang pengacara Mesir telah mengajukan laporan ke Jaksa Penuntut Umum karena pengantin wanita dilaporkan baru berusia 15 tahun pada saat pernikahan.
"Saya tidak dapat memahami bahwa kita dengan semua yang terjadi di negara-negara Arab, di sebelah kita adalah Riyadh dan acara global terpenting, Piala Dunia. Kita ada di sini di Umm al-Dunya, tren hari ini adalah tentang gadis timur yang suci, sesuatu yang menyusahkan. Demi Tuhan, kami tinggal di tengah Kaport," tulis pengacara bernama Yasmin dlaam akun Twitter @yassmoon_.
Video saat gadis 15 tahun itu membuktikan diri lewat tes keperawanan itu pun jadi sorotan di media sosial.
Menurut netizen setempat, hak-hak perempuan di Mesir bernasib miris karena serangkaian kejahatan kekerasan terhadap perempuan. Tak hanya itu, kurangnya perlindungan hukum dan sosial yang membuat perempuan rentan terhadap serangan, pelecehan dan kekerasan seksual.
"Ini adalah jalan pintas sederhana menuju realitas busuk yang kita jalani Dengan mempermalukan perempuan dan anak perempuan untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa mereka masih perawan dan terhormat," tulis akun @Green00_Dream.
Kasus yang paling menggemparkan Mesir adalah mahasiswi berusia 21 tahun Naira Ashraf, yang ditikam 19 kali di luar Universitas Mansoura pada musim panas.
Setelah kematiannya, terungkap bahwa Naira telah mengajukan dua perintah penahanan terhadap pembunuhnya, namun tindakan tidak diambil terhadapnya.
Bukan malah fokus memburu pelaku, tim kepolisian justru sibuk dengan otopsi Naira soal hasil tes keperawanan apakah selaput daranya utuh atau tidak. (*)
Editor : Hikmatul Uyun