Terkait dukungannya, organisasi profesi kesehatan sebagai mesin penggerak dari DPPM tergabung dalam Koalisi Organisasi Profesi Penanggulangan (KOPI) TBC. DPPM dan KOPI TBC dibentuk untuk meningkatkan capaian penemuan, pengobatan, pencatatan, dan pelaporan.
"Termasuk juga keanggotaan DPPM adalah mitra jejaring DKK, Mentari Sehat Indonesia (MSI) sebagai komunitas dibidang kesehatan Kabupaten Sukoharjo, pelaksana dana hibah The Global Fund untuk TBC," jelasnya.
Tri Tuti menambahkan, untuk mewujudkan Rnd TB 2050, dirumuskan beberapa strategi pemulihan program TBC antara lain, adalah pencegahan dengan imunisasi BCG, pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT), penemuan dan surveilans kasus dengan IK, SA, penyediaan laboratorium serta logistiknya.
Kemudian penguatan sistem pencatatan dan pelaporan, pengobatan TB aktif dan TB laten, penguatan kolaborasi, kemitraan, dan jejaring layanan, serta perubahan perilaku dari masyarakat dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk berobat dengan benar dan perubahan perilaku batuk.
Koordinator TBC MSI Sukoharjo, Akmal Mukhibbin, yang juga hadir dalam konferensi pers menjelaskan, jika peran dari komunitas tentu sebagai pendukung dari peran utama fasilitas kesehatan/ Puskesmas yang melakukan skrinning pada keluarga (kontak serumah) pasien baru TBC terutama balita dan anak untuk mengetahui status TBC dan segera diberikan TPT jika tidak terkonfirmasi TBC.
"MSI Sukoharjo sebagai komunitas melakukan peranan ini sebagai langkah kolaborasi dengan DKK dan fasyankes dalam upaya eliminasi penyakit TBC pada tahun 2028. Maka dari itu, kami mengapresiasi DKK Sukoharjo dan fasyankes atas terbukanya kolaborasi dalam gerakan TBC ini," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso