Teks dituliskan dengan menggunakan tinta warna merah dan hitam. Jika dihitung terdiri 156 lembar dengan 314 nomor halaman dan dijilid dengan menggunakan benang. Penomoran halaman menggunakan angka arab pegon dicantumkan di pojok kiri dan kanan bagian atas. Lembar pertama atau halaman muka ke-1 dimulai dengan penomoran halaman 56 dan berakhir pada angka halaman bernomor 314.
Seluruh teks dalam naskah Serat Anbiya ditulistangan di atas kertas daluwang dengan tinta hitam dan terdapat iluminasi simbolik yang memisahkan antar kalimat. Aksara yang digunakan adalah arab-pegon dan memakai bahasa Jawa Ngoko berbentuk prosa. Di samping itu ada pula teks bahasa Jawa (berhuruf arab pegon) yang ditulis dalam tembang macapat.
Penulis serat Anbiya Pelemgadung tampak berupaya menyusun naskah secara rapi dan teratur. Terdapat garis merah yang berfungsi sebagai batas tepi tulisan yang menandakan kerapian dalam menulis dan konsistensi kelurusan penulisan kalimat.
Mesikpun demikian, terdapat beberapa penulisan dengan menggunakan huruf atau syakal (penanda baca) yang tidak konsisten. Ketidak konsistenan ini ternyata akibat dari kalimat yang harus menyesuaikan guru gatra dalam tembang Jawa. Seperti ada kalimat koyota menjadi yata yang artinya sama dengan ‘’yaitu’’, ‘’seperti’’.
Editor : Joko Piroso