"Kendala lainnya, kami masih minim peralatan penerangan, belum punya cutting, belum punya blower penghisap asap, belum punya kompresor oksigen," ungkapnya.
Selain itu pengisian SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) atau alat pernapasan bertekanan udara juga menjadi persoalan tersendiri. Termasuk alat komunikasi dan APD juga masih sangat minim dimiliki Damkar Sukoharjo.
Alhasil, meskipun dihadapkan dengan berbagai kendala, petugas damkar Sukoharjo dibantu oleh unit damkar dari Solo, Karanganyar, Sragen, dan Wonogiri, dapat menjinakkan amukan si jago merah sehingga tidak sampai menjalar ke bangunan lain yang berada didekatnya.
Terhitung sejak menerima laporan sekira pukul 10.30 WIB, api baru dapat dipadamkan setelah beberapa jam kemudian. Pendinginan baru selesai dilakukan sekira pukul 18.00 WIB. Hampir satu hari penuh penanganannya.
"Luas area yang terbakar kurang lebih 170 meter persegi dari total luas keseluruhan bangunan sekira 240 meter persegi. Estimasi kerusakan sekira 70%, dan untuk aset yang dapat diselamatkan sekira 30%," ujar Ndan Gogon.
Beruntung dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa, meskipun sebelumnya sempat muncul kekhawatiran merembet ke toko yang berada disamping kanan-kiri bangunan yang terbakar itu yaitu, toko peralatan rumah tangga dan toko bahan bangunan.
"Kalau dihitung dari respon time pengerahan armada damkar sudah terpenuhi yaitu sekira 10 menit sampai di lokasi. Tadi ada 8 unit armada damkar yang terlibat, sudah termasuk bantuan damkar dari daerah lain," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso