Sementara Prof. Zulfikar, mengatakan dalam pengukuhan nanti, pihaknya akan menyampaikan pidato mengenai "Etika Bisnis dan Profesional Akuntan dalam Perspektif Moral Sustainability".
“Dalam moral sustainability, keinginan bisnis untuk berlanjut besar dan nantinya akan dihadapkan dengan tindakan, dalam tanda kutip perilaku yang tidak bermoral atau beretika. Sesungguhnya perilaku korupsi di Indonesia ini 99% adalah kerjasama antar pejabat dengan pengusaha,” ungkap Zulfikar.
Menurutnya, itulah pelanggaran etis paling besar yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan etika bisnis. Sayangnya, di Indonesia perilaku pejabat tidak bermoral itu sudah di rasionalisasi dalam bentuk korupsi untuk saling mensejahterakan.
“Ini berbahaya dan memprihatinkan. Apabila tidak segera ditindak lanjuti,” tegasnya.
Salah satu bentuk kesadaran yang muncul dalam dunia akuntansi pada beberapa dekade terakhir adalah semangat melakukan perubahan, yaitu semangat untuk memperbaharui atau tajdid meminjam istilah yang biasa digunakan oleh Muhammadiyah dalam rangka memperbaharui praktik keagamaan karena menganggap praktik akuntansi yang sekarang sedang berjalan tidak kompatibel dengan lingkungan penerima.
Disisi lain Prof. Farid, menyoroti kebutuhan manajer dan ilmu manajemen di Indonesia sangat penting dan mendesak.
Sekira 8.000 pengusaha pemula gagal, dan kegagalan disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu manajemen. Dalam orasi ilmiahnya nanti, ia akan menekankan bagaimana meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan yang berorientasi strategis.
“Di samping itu, pengelolaan organisasi maupun perusahaan orientasi strategis untuk keunggulan kompetitif di masa mendatang tidak hanya dicapai sementara, keunggulan kompetitif berkelanjutan," pungkasnya.
Editor : Joko Piroso