Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Albert Pramono Susanto.Foto:iNews/Joko P
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Albert Pramono Susanto, menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi disebabkan oleh arus deras yang membawa berbagai material, termasuk sampah, sehingga perancah jembatan yang sudah berdiri ikut hanyut.
Albert menegaskan bahwa kontraktor bertanggung jawab penuh atas musibah ini dan pemerintah daerah berupaya agar proyek tetap selesai sesuai jadwal, meskipun ada kemungkinan keterlambatan akibat force majeur.
"Rangka jembatan yang sedang dirakit terbawa arus, namun belum sepenuhnya ambruk. Jika ambruk, konstruksi harus dimulai dari awal," jelas Albert.
Meskipun begitu, ia memastikan bahwa pihaknya akan mengejar ketertinggalan yang disebabkan oleh insiden ini dengan mengubah metode pengerjaan.
Sebelumnya, pengerjaan dilakukan secara bertahap, namun untuk mempercepat proses, DPU Sragen akan menerapkan metode pengerjaan secara simultan.
"Kami akan mempercepat pengerjaan dengan mengubah metode. Jika sebelumnya dilakukan satu per satu, nanti akan kami lakukan secara simultan," lanjut Albert.
Albert juga mengungkapkan bahwa progres pembangunan Jembatan Butuh sudah mencapai 75%, padahal seharusnya pada pekan ini progresnya sudah berada di angka 80%.
Meskipun ada keterlambatan, Pemkab Sragen berharap pembangunan jembatan ini bisa selesai pada akhir bulan November 2024.
“Kami akan berusaha mengejar ketertinggalan ini agar proyek tidak molor terlalu lama. Kami berharap jembatan ini segera selesai agar dapat memberi manfaat bagi masyarakat," tutup Albert.
Editor : Joko Piroso