Sarasehan Sejarah: Jejak Perjuangan Pangeran Mangkubumi untuk Sragen Tangguh 2045

Pangeran Mangkubumi dan Perlawanan terhadap VOC
Wijaya Pamungkas menjelaskan bahwa sejak remaja, Pangeran Mangkubumi sudah hidup dalam lingkungan keraton yang berada di bawah tekanan penjajahan Belanda. Ketidaksukaannya terhadap VOC semakin menjadi ketika PB II kakaknya yang menjadi Raja Keraton Surakarta mempererat hubungan dengan VOC.
Puncaknya, kemarahan Pangeran Mangkubumi meledak saat mengetahui bahwa VOC yang awalnya hanya berdagang, mulai ikut campur dalam urusan pemerintahan.
"Akhirnya, Pangeran Mangkubumi meminta izin kepada PB II untuk meninggalkan Keraton. Orang-orang yang juga tidak suka dengan VOC ikut bergabung dengannya dan bergerak menuju Sukowati. Mereka kemudian berkumpul di kediaman Rangga Prawirasentika di Pandak Karangnongko, dan di sanalah mereka mendirikan pemerintahan perlawanan," paparnya.
Dalam perjalanan perlawanan tersebut, Pangeran Mangkubumi kemudian bergeser ke Kabanaran dan dikenal sebagai Sunan Kabanaran. Peperangan melawan VOC berlangsung selama sembilan tahun hingga akhirnya berakhir dengan Perjanjian Giyanti.
Editor : Joko Piroso