Warisan Dunia Terancam! Limbah Batik Cemari Situs Sangiran, DLH Sragen Dituding Tutup Mata

SRAGEN, iNewsSragen.id – Kawasan Situs Cagar Budaya Sangiran, yang merupakan bagian dari warisan dunia UNESCO, kini menghadapi ancaman serius akibat pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Limbah cair dari produksi kain batik di Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, diduga terus mengalir ke sungai tanpa ada tindakan tegas dari pihak berwenang.
Ironisnya, praktik pembuangan limbah ini diduga telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Para pengrajin batik di wilayah tersebut diduga membuang limbah industri tanpa izin, meskipun kawasan tersebut berada dalam zona perlindungan ketat berdasarkan hukum nasional dan peraturan internasional.
Meski kasus ini telah bergulir di Kejaksaan Negeri (Kejari) Sragen, aktivitas produksi batik di Desa Pungsari tetap berjalan seperti biasa. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen pun disorot karena dinilai lamban dan tidak tegas dalam menangani persoalan ini.
Anggit Sugesti, seorang aktivis lingkungan yang mengadukan kasus ini, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap DLH Sragen yang dinilai lemah dalam penegakan hukum lingkungan.
"Dari awal, kami sudah melaporkan ke DLH, tapi sampai sekarang tidak ada progres. Setiap ditanya, mereka hanya menjawab akan mengecek. Sebenarnya, selama ini mereka ngapain?" tegas Anggit dalam keterangannya. Minggu (16/2/2025).
Editor : Joko Piroso