Warisan Dunia Terancam! Limbah Batik Cemari Situs Sangiran, DLH Sragen Dituding Tutup Mata

Menurutnya, industri batik di wilayah tersebut tidak hanya melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, tetapi juga sejumlah peraturan lain terkait pengelolaan limbah B3. Jika dibiarkan, pencemaran ini dapat berujung pada sanksi berat, termasuk denda besar, penghentian operasional, bahkan ancaman pidana bagi pelakunya.
Lebih lanjut, Anggit menegaskan bahwa jika tidak ada langkah konkret dari pemerintah daerah, pihaknya siap melayangkan surat pengaduan ke Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek hingga ke UNESCO melalui perwakilannya di Jakarta.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala DLH Sragen, Rina Wijaya, masih enggan memberikan tanggapan terkait alasan mengapa industri batik yang mencemari lingkungan tersebut belum ditindak tegas.
Editor : Joko Piroso