get app
inews
Aa Text
Read Next : KPK Ungkap Jatah Pendamping dan Tenaga Kesehatan Diduga Diperjualbelikan

Gaji Tak Dibayar, Program Desa Terhenti: Kelumpuhan Administrasi di Desa Bener Kian Mengkhawatirkan

Jum'at, 10 Oktober 2025 | 15:31 WIB
header img
Sejumlah perangkat Desa Bener mendatangi Kantor Kecamatan Ngrampal, Jumat (10/10/2025), menuntut kejelasan soal Pj Kades yang mangkir dari tugas. Sudah tiga bulan gaji mereka belum cair akibat kelumpuhan administrasi desa.Foto:iNews/Joko P

SRAGEN, iNewsSragen.id — Pemerintahan Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, tengah mengalami kelumpuhan total. Selama hampir tiga bulan terakhir, sejak Agustus hingga Oktober 2025, seluruh kegiatan administrasi desa terhenti akibat ketiadaan Penjabat (Pj) Kepala Desa yang bersedia menjalankan tugas.

Kondisi ini menimbulkan dampak serius, mulai dari terhentinya pencairan anggaran, terlambatnya pelaksanaan program desa, hingga tertundanya pembayaran gaji perangkat desa. Akibat kebuntuan ini, sejumlah perangkat Desa Bener akhirnya mendatangi Kantor Kecamatan Ngrampal pada Jumat (10/10) untuk meminta kejelasan. Kasus ini pun kini menjadi perhatian Komisi I DPRD Sragen.

Menurut informasi yang dihimpun, Pj Kades yang ditunjuk oleh Bupati Sragen adalah Titik Sri Purwanti, SE, staf kecamatan setempat. Namun, hingga kini yang bersangkutan belum juga melaksanakan tugasnya di Desa Bener. Padahal, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen sebelumnya berjanji akan memanggil Titik pada Senin (6/10) untuk diberikan arahan sebelum bertugas. Sayangnya, pemanggilan tersebut belum terlaksana hingga berita ini diturunkan, dan pihak Kecamatan Ngrampal belum memberikan keterangan resmi mengenai alasan keterlambatan tersebut.

Kondisi ini memicu keresahan dan kemarahan masyarakat. Di media sosial, beredar unggahan bernada sindiran dan poster sarkas yang menyinggung Pj Kades yang mangkir. Warga menilai, ketidakhadiran pimpinan desa bukan hanya merugikan perangkat, tapi juga menghambat seluruh roda pemerintahan desa.

Gaji Mandek, Program Desa Terhenti

Sekretaris Desa Bener, Sukarjo, saat dikonfirmasi wartawan, membenarkan bahwa sejumlah perangkat desa telah menemui Camat Ngrampal untuk mencari solusi. Ia menyebut, Pj Kades yang ditunjuk Bupati menolak penugasan tanpa alasan yang jelas.

“Dia tidak hadir. Karena alasannya tidak mau. Tidak siap,” ujar Karjo kepada wartawan.

Akibat tidak adanya pejabat yang sah, seluruh kegiatan administrasi desa tidak bisa berjalan. Berbagai dokumen penting seperti pencairan dana desa, pengesahan kegiatan, dan laporan keuangan membutuhkan tanda tangan kepala desa.

“Mulai Agustus sampai Oktober ini, pencairan dalam bentuk apapun berhenti total,” ungkap Karjo.

Tak hanya soal gaji, Karjo juga mengkhawatirkan keberlanjutan program pembangunan desa yang sudah direncanakan untuk tahun anggaran 2025. Ia menegaskan, jika penunjukan Pj Kades tidak segera diselesaikan, perangkat desa akan kesulitan menuntaskan kegiatan sebelum akhir tahun.

“Kalau tinggal dua bulan apa ya mampu kita, keser-keser no nanti,” katanya dengan nada frustrasi.

DPRD Sragen Desak Pemkab Bertindak Tegas

Menanggapi situasi ini, Anggota Komisi I DPRD Sragen, Widodo, menilai bahwa penolakan ASN untuk menjalankan tugas sebagai Pj Kades merupakan tindakan tidak pantas. Ia mendesak Pemkab Sragen untuk bersikap tegas terhadap pegawai yang menolak tugas negara tanpa alasan logis.

“Yang namanya ASN harus siap ditempatkan di mana saja dan didudukkan di mana saja. Kalau alasan sakit bisa dimaklumi, tapi kalau tidak mau tanpa alasan jelas, itu tidak bisa dibenarkan,” tegas Widodo.

Menurutnya, penunjukan Pj Kades tentu telah melalui pertimbangan matang. Karena itu, sikap abai terhadap penugasan justru menunjukkan lemahnya kedisiplinan birokrasi.

“Pimpinan menunjuk tentu sudah pertimbangkan. Kalau penolakan ini dibiarkan, berarti sama saja pemerintah membiarkan kelumpuhan pemerintahan di tingkat desa,” imbuhnya.

Widodo memastikan bahwa Komisi I DPRD Sragen akan segera menggelar rapat internal untuk membahas langkah cepat penyelesaian kasus ini. Ia menilai persoalan ini sudah mendesak, karena menyangkut nasib gaji perangkat desa dan keberlangsungan layanan masyarakat.

Sementara itu, masyarakat Desa Bener kini hanya bisa menunggu tindakan tegas dari pemerintah kabupaten. Sejumlah warga mengaku kecewa dengan lambatnya respon dari pihak kecamatan maupun kabupaten, yang dianggap tidak tanggap terhadap situasi darurat di tingkat desa.

“Kasihan perangkat desa, kerja tanpa gaji. Program juga berhenti. Kapan mau jalan lagi kalau begini terus?” ujar salah satu warga di media sosial.

Ketidakpastian ini menjadi alarm bagi Pemkab Sragen untuk segera memulihkan fungsi pemerintahan di Desa Bener, agar pelayanan publik kembali normal. Bila dibiarkan lebih lama, bukan tidak mungkin kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa dan daerah akan semakin merosot.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut