Keamanan bersenjata menjaga doa. Beberapa hadirin menangis pelan.
Pak Ullah meninggalkan seorang istri dan lima orang anak. Di sisi kuburan, saudara laki-lakinya, Muhammed Zahid, menggambarkan kepedihan keluarga itu.
"Ketika kami pertama kali mendengar ada ledakan, kami mulai memanggilnya," kata Muhammad kepada BBC.
"Telepon berdering yang awalnya memberi kami harapan. Tetapi ketika kami bertanya kepada polisi, mereka memberi tahu kami bahwa dia telah dibunuh. Mayat keempat yang saya lihat adalah miliknya,” lanjutnya.
"Dia baik hati, ramah, siap membantu orang lain. Dia juga pemberani, dia tidak pernah takut pada apa pun. Kami selalu menyuruhnya untuk berhati-hati, tetapi dia biasa menjawab: 'Tidak, ini tugas saya'. Ini adalah kehilangan besar bagi keluarga kami,” katanya.
Kepala polisi Peshawar Muhammad Ijaz Khan sebelumnya kepada media setempat mengatakan antara 300 dan 400 petugas polisi berada di daerah itu pada saat itu.
Masjid tersebut berada di salah satu daerah yang paling banyak dikontrol di kota tersebut, yang meliputi markas polisi dan kantor intelijen dan anti-terorisme. Pada Selasa (31/1/2023), media lokal berbaris di jalan di luar gerbang - jalan terdekat yang diizinkan oleh keamanan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait