GROBOGAN, iNewsSragen.id - krisis air bersih yang melanda Desa Hutan di Grobogan, Jawa Tengah, sangat mengkhawatirkan. Krisis air seperti ini dapat berdampak serius pada kehidupan sehari-hari penduduk, terutama pada aspek kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Desa Hutan di Grobogan telah mengalami kekeringan yang parah selama beberapa bulan. Bahkan, sumber air di hutan juga telah mengering, yang merupakan situasi yang sangat mengkhawatirkan.
Warga setempat telah mengalami kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari, termasuk mandi, mencuci, dan minum. Anak-anak bahkan harus mencari air sebelum berangkat ke sekolah.
Warga telah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan air bersih, termasuk menampung air hujan yang keruh dan berbau untuk kemudian diendapkan. Mereka juga harus membeli air dengan biaya yang signifikan.
Warga mengeluhkan bahwa mereka belum pernah menerima bantuan air bersih dari pemerintah. Mereka mengandalkan donatur dan mencari air di desa lain.
Kepala Administratur Perhutani (KPH) Gundih, Hengky Herwanto, telah meluncurkan bantuan air bersih dalam jumlah besar ke Desa Hutan yang terkena dampak kekeringan parah. Ini merupakan langkah positif untuk membantu masyarakat setempat.
Meskipun bantuan air bersih saat ini membantu mengatasi kekeringan sementara, penting untuk mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan untuk masalah ini. Ini bisa termasuk perbaikan infrastruktur air bersih, pemeliharaan sumber air, dan langkah-langkah konservasi air.
Krisis air seperti ini harus dianggap serius, dan pemerintah daerah serta pihak terkait harus bekerja sama untuk mengidentifikasi solusi yang efektif dan berkelanjutan. Kesejahteraan dan kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi masalah kekeringan dan krisis air bersih seperti ini.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait