Menurutnya, pembangunan pasar diperkirakan menelan anggaran Rp 2,5 milyar yang sebagian besar dananya dari swadaya masyarakat penyewa kios. Dan juga ada anggaran dari Bantuan Provinsi (Banprov) Jateng Rp 175 juta.
"Itulah kenapa pasar harus dibangun tahun ini, karena kami harus melaporkan bantuan itu ke provinsi tahun ini juga," terangnya.
Nantinya, lanjut Sarjanto, pasar desa itu akan menjual semua jenis kebutuhan masyarakat. Namun begitu tidak menutup kemungkinan menjadi pasar buah dengan mempertimbangkan kondisi pasar kedepan.
"Sementara menjual apa saja kebutuhan masyarakat. Tapi, tidak menutup kemungkinan akan menjadi pasar buah, karena Pranan ini adalah desanya para saudagar buah (khususnya jambu air)," imbuhnya.
Sementara Camat Polokarto Hery Mulyadi yang hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan pasar mengatakan, bahwa hingga kini di wilayah Polokarto masih banyak desa yang belum memiliki pasar desa.
"Membangun pasar desa itu tidak wajib. Namun, jika masyarakat menghendaki, dan itu bisa meningkatkan perekonomian masyarakat silahkan dibangun. Desa mempunyai kewenangan sendiri," pungkas Hery.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait