Dalam sehari, Mashudi berkeliling desa dengan sepeda motor sambil menjajakan pentol. Pendapatan yang diperoleh dari hasil jualan pentol ini kemudian disisihkan untuk ditabung dan sebagian lagi digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Pada tahun 2012, Mashudi mendaftar haji bersama sang istri ke Kantor Kementerian Agama Grobogan. Sebelumnya, ia telah mendaftar pada tahun 2010 namun batal karena orang tuanya meninggal dunia.
Mendekati persiapan keberangkatan ibadah haji, Mashudi mengurangi aktivitasnya berjualan pentol dan fokus pada bimbingan haji serta mengurus kelengkapan administrasi.
Mengetahui bahwa Mashudi dan istrinya hendak berangkat haji, para tetangga dan keluarga banyak yang datang untuk mendoakan agar ibadah haji mereka bisa berjalan lancar dan menjadi haji mabrur. Selain itu, mereka juga meminta agar Mashudi dan Suyatmi mendoakan mereka di Tanah Suci agar bisa mengikuti jejak mereka.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait