Berdasarkan hasil visum tim medis, korban mengalami pelecehan seksual dimana alat vitalnya mengalami memar dan luka. Selain itu, di celana dalam korban ditemukan bercak darah.
Awalnya ibu korban tidak merasa curiga ketika ia mencuci celana dalam anaknya yang terkena darah, dan ia mengira bahwa darah tersebut adalah darah haid. Namun ia rasa ragu kembali muncul dengan kejadian yang menimpa anaknya, hingga nekat melakukan membawa anaknya ke Puskesmas Gabus, untuk visum. Hingga akhirnya kasus pencabulan ini bisa terungkap.
Menurut cerita korban kepada ibunya, saat itu ia sedang pergi ke kamar mandi sekolah untuk buang air kecil. Setelah selesai korban kemudian keluar dan melihat oknum guru berjalan menuju kamar mandi.
Saat hendak masuk kamar mandi, pelaku langsung menarik pakaian korban untuk masuk kembali ke kamar mandi. Pelaku kemudian mencabuli korban sambil membekap mulutnya.
Kejadian pencabulan terluang hingga dua kali di dalam kamar mandi pada saat itu juga. pasca kejadian, korban selalu merintih kesakitan dan selalu bolak-balik ke kamar mandi untuk pipis.
N-B kini tidak berani lagi pergi ke sekolah karena takut kepada gurunya. Sementara itu, selama di rumah kedua orang tua korban terus mendampingi dan berusaha memberikan motivasi kejiwaan kepada sang anak/. Rasa ketakutan korban akan muncul ketika ia diajak keluar rumah dan pergi ke sekolah.
Ibu korban mengaku sempat didatangi keluarga pelaku untuk mencabut berkas laporan dan akan ditawari uang sesuai permintaan, namun orang tua korban menolak dan tetap melanjutkan proses hukum.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait