Juriyah, seorang pedagang sayuran dan buah di Pasar Gubug, mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa tetap berjualan meskipun kondisi pasar sudah rusak parah. "Enggak ada tempat lain, dan kalau saya jualan di luar, saya takut kehujanan," katanya, menggambarkan kebingungannya.
Seperti Juriyah, masih banyak pedagang lain yang memilih untuk berjualan di dalam pasar yang sudah hancur, meski kondisinya tidak lagi layak dan penuh dengan puing-puing sisa kebakaran. Mereka merasa terdesak karena tidak punya pilihan lain, dan cuaca yang tak menentu membuat mereka khawatir akan kehilangan pendapatan lebih banyak jika harus berjualan di luar pasar.
Kondisi ini menjadi semakin berat bagi ribuan pedagang Pasar Gubug. Setelah kebakaran besar tersebut, sebagian besar kios mereka hancur atau terbakar habis, sehingga mereka tidak memiliki tempat untuk berdagang. Banyak pedagang yang kini terancam kehilangan mata pencahariannya karena seluruh modal usaha mereka telah habis terbakar, membuat mereka sulit untuk memulai kembali.
Untuk membantu mengatasi kesulitan ini, pemerintah setempat berencana untuk mempersiapkan pasar darurat di lapangan yang tidak jauh dari lokasi Pasar Gubug. Pasar darurat ini akan menjadi tempat penampungan sementara bagi para pedagang yang kehilangan kios dan lapak mereka.
Diharapkan dengan adanya pasar darurat ini, para pedagang dapat kembali melanjutkan aktivitas jual beli dan memulai kembali usaha mereka, meskipun dalam kondisi yang serba terbatas.
Namun, meskipun ada solusi sementara seperti pasar darurat, banyak pedagang yang masih merasa cemas tentang masa depan mereka.
Mereka berharap bantuan yang lebih konkret dari pemerintah dan pihak terkait agar bisa kembali bangkit setelah musibah kebakaran yang melanda pasar tersebut.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait