Cerita ini dikemas dengan narasi yang menggugah imajinasi, meskipun lebih sederhana dibandingkan dengan kisah-kisah epik dari wayang kulit tradisional.
Selain aspek cerita dan visual yang unik, cara pementasan wayang purba ini juga berbeda. Durasi pertunjukan cenderung lebih singkat, mirip dengan pementasan drama, namun tetap memuat unsur humor atau guyonan untuk menarik perhatian penonton.
Alat musik pengiringnya pun khas, menggunakan instrumen yang bervariasi, seperti kalimba, kentongan, simbal, drum, dan suara-suara dari benda plastik yang digunakan untuk menciptakan efek suara yang menarik.
Musik pengiring ini terus dikembangkan agar lebih kontemporer dan relevan dengan suasana modern, memberikan sentuhan baru pada pementasan wayang purba ini.
Wayang Purba Ngebung Ngremboko menjadi salah satu identitas baru bagi Desa Ngebung. Selain itu, kegiatan seperti Nguri-Nguri Punden Mbah Anti yang digelar setiap tahun, telah membantu memperkenalkan wayang purba ini ke publik, baik secara lokal maupun lebih luas lagi.
Sejak pertama kali diciptakan pada tahun 2020, wayang purba ini sudah mengembangkan lebih dari 30 karakter dan terus menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya sekaligus edukasi tentang kehidupan manusia purba, terutama kepada generasi muda yang datang untuk belajar.
Bahkan, wayang purba ini sudah mulai dikenal lebih luas melalui media sosial seperti Instagram dan kerja sama dengan dalang serta berbagai sekolah yang mengunjungi sanggar di rumah Joni Susanto.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait