Jalan Rusak di Sragen dan Tantangan untuk Bupati Baru

Joko Piroso
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati bersama Kepala Desa dan para ketua RT meresmikan jalan desa program pintas pinggiran di Desa Pelemgadung, Jumat (22/11/2024).Foto:iNews/Joko P

SRAGEN, iNewsSragen.id - Masa jabatan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati ditutup dengan pencapaian infrastruktur yang signifikan, tetapi menyisakan pekerjaan besar terkait 130 km jalan rusak atau 13% dari total panjang jalan kabupaten (1.028 km). Memperbaiki jalan tersebut diproyeksikan membutuhkan anggaran sekitar Rp350 miliar, sebuah tantangan berat yang akan diwariskan kepada bupati baru hasil Pilkada Sragen 2024.

Selama delapan tahun masa jabatan, Yuni menyatakan telah mengalokasikan sekitar Rp1 triliun untuk pembangunan jalan. Meski demikian, berbagai kendala terutama terkait pendanaan masih menjadi hambatan utama. Dana yang diterima Kabupaten Sragen untuk infrastruktur berasal dari:

1.APBD Sragen.

2.Dana Alokasi Khusus (DAK): rata-rata Rp20 miliar per tahun.

3.Bantuan Provinsi: sekitar Rp15 miliar per tahun.

4.Inpres Jalan Daerah (IJD) 2024: hanya Rp15 miliar dari empat paket yang diajukan.

Salah satu ruas jalan yang menjadi sorotan adalah Jalan Brumbung-Sambirejo di Kecamatan Plupuh, yang mendapat kritik dari politisi seperti Wihaji (Partai Golkar). Yuni mengakui bahwa kerusakan jalan yang bertahan lama menjadi tantangan politik yang perlu diatasi oleh pemerintahan baru.

Tantangan untuk Bupati Baru

Bupati mendatang harus menghadapi berbagai tantangan besar:

Anggaran Rp350 miliar sulit dipenuhi hanya dari APBD dan bantuan provinsi atau pusat.

Perlu eksplorasi model pendanaan alternatif seperti:

Pinjaman berbunga rendah dari lembaga nasional atau internasional.

Meningkatkan efektivitas lobi politik untuk mendapatkan tambahan alokasi DAK dan IJD.

Penanganan ruas jalan strategis yang mendukung perekonomian lokal, seperti akses pasar dan sentra produksi.

Penggunaan teknologi tahan lama seperti beton untuk daerah dengan risiko kerusakan tinggi.

Mencontoh efisiensi proyek seperti Jembatan Sono-Bangunrejo yang menghemat anggaran Rp24 juta dari pagu awal Rp1,785 miliar.

Memastikan transparansi dan efektivitas dalam pengelolaan dana infrastruktur.

Peran tokoh seperti Sriyanto Saputro (Partai Gerindra), anggota Komisi V DPR RI, yang berwenang di bidang infrastruktur, sangat penting untuk memperjuangkan tambahan anggaran bagi Sragen.

Editor : Joko Piroso

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network