Sementara, dalam pelatihan ini dipandu Susi Handayani, pengelola Omah Pangan Baluwarti, yang bertindak sebagai narasumber utama.
Sebanyak 21 mahasiswa dari UNS dan universitas lainnya turut berpartisipasi, bersama dengan warga sekitar penyelenggaraan kegiatan. Pelatihan ini tidak hanya memberikan edukasi mengenai teknik pembuatan pupuk organik, tetapi juga menciptakan kesempatan untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman antara mahasiswa dan masyarakat terkait pengelolaan limbah secara efektif.
Diketahui, sejak 2023, Omah Pangan Sindoro 1 telah memulai pengelolaan limbah dapur menjadi pupuk organik. Namun, pengelolaan tersebut masih belum optimal karena banyak warga yang masih membuang limbah dapur langsung ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Dengan adanya pelatihan, diharapkan warga dan mahasiswa dapat melanjutkan praktik pembuatan pupuk secara mandiri, memanfaatkan pupuk tersebut untuk pertanian lokal, serta memperkuat praktik berkelanjutan di masa depan.
"Inisiatif ini merupakan langkah positif dalam mendukung pengelolaan limbah yang lebih baik, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sumber daya lokal, dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan," terang Susi.
Ditambahkan, dari pelatihan itu diharapkan menjadi model inspiratif bagi wilayah lain dalam memanfaatkan limbah dapur secara inovatif dan produktif.
Selain melibatkan mahasiswa, acara itu juga dihadiri Kepala Program Studi D3 Agribisnis, Raden Kunto Adi, S.P., M.P., serta dua dosen pembimbing lainnya, yaitu Herlina Mega Puspitasari, S.P., M.Sc., dan Rysca Indreswari, S.Pt., M.Si., yang juga membimbing tim MBKM di Banyuanyar dan Puntukrejo.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait