Siti Nuriah, salah satu pengungsi yang berlindung di Kantor Balai Desa Baturagung, mengaku lega bisa pulang untuk mengecek keadaan rumahnya. Selain itu, para pengungsi juga mengambil perlengkapan penting dan pakaian sekolah anak-anak.
Namun, sesampainya di rumah, banyak warga terkejut dan sedih melihat kondisi rumah yang semakin parah akibat lumpur yang terus bertambah. Saat ini, lumpur yang menggenangi rumah-rumah warga mencapai 50 hingga 60 cm, sehingga tidak memungkinkan untuk ditinggali. Setelah mengambil barang-barang yang dibutuhkan, warga kembali ke pengungsian.
Banjir kali ini merupakan bencana keempat yang dialami warga Desa Baturagung dalam dua bulan terakhir. Dusun Mintireng menjadi wilayah yang terdampak paling parah karena tanggul yang jebol menyebabkan ketinggian banjir mencapai 70 cm.
Sebagian warga Dusun Mintireng masih bertahan di pengungsian darurat di atas tanggul, di perbatasan Desa Baturagung dan Desa Ringinkidul. Mereka menolak dievakuasi karena ingin mengawasi rumah dan ternak. Untuk mencapai lokasi pengungsian ini, warga harus berjalan sejauh tiga kilometer atau menggunakan perahu karet, mengingat air di dusun mereka masih tinggi.
Sementara itu, sekitar 70 warga lainnya dari Dusun Mintireng sudah mengungsi ke sebuah gereja di Desa Ringinkidul.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait