Ia menyampaikan bahwa LPPNU Ngawi juga menawarkan skema penanaman tanaman sela bernilai ekonomi tinggi sebagai penunjang keberlanjutan kegiatan, meski bukan bagian dari program utama.
"Penanaman tanaman sela memang di luar program, tetapi menjadi penunjang keberlanjutan. Misalnya di sela-sela tanaman pokok ditanami pepaya,” ujarnya.
Gus Haris memastikan LPPNU Ngawi memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengelola lahan penghijauan. Lembaga itu juga telah berhasil mengembangkan sarana produksi pertanian berbasis lokal, seperti pupuk organik cair (POC), untuk membantu menekan biaya usaha tani dan terbukti efektif untuk pertumbuhan tanaman.
“LPPNU Kabupaten Ngawi telah mengembangkan beberapa sarana produksi pertanian berbasis lokal, seperti POC, dengan harapan dapat menurunkan biaya produksi dalam usaha tani,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Urusan Korporat Linknet, Armando Razalie, menyampaikan penanaman pohon ini telah menjadi program berkelanjutan. Hingga kini, perusahaan yang menjadi mitra Pertamina tersebut tercatat telah menanam puluhan ribu bibit di berbagai daerah.
“Kami berharap kolaborasi dapat terus berlanjut selama memiliki visi yang sama, yakni menautkan Indonesia demi kehidupan yang lebih baik dengan target pengurangan emisi karbon,” kata Armando.
Kemitraan ini secara langsung dirasakan oleh pihak STIKIP Modern Ngawi sebagai pemilik lahan karena akan mendukung program akademik bagi para mahasiswa.
"Kami sangat menyambut program ini terlebih saat ini kami tengah mempersiapkan SMK jurusan teknologi hasil pertanian, dan ini mendukung pengembangan kami," kata Ketua STIKIP Modern Ngawi, Istamar, yang menyebut lahan yang digunakan seluas 2 hektar
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait
