SRAGEN, iNewsSragen.id - Aksi perundungan atau bullying di lingkungan sekolah masih menjadi persoalan serius. Di SMA Negeri 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, praktik bullying terutama secara verbal diakui masih kerap terjadi akibat minimnya pemahaman siswa terhadap bentuk-bentuk perundungan.
Hal tersebut diungkapkan salah seorang siswa kelas XI SMA N 1 Sumberlawang, Nareza Yusuf (16), saat ditemui, Selasa (17/12/2025). Ia menyebut, bullying verbal masih sering muncul dalam interaksi sehari-hari antarsiswa.
“Masih sering terjadi. Seperti memanggil nama orang tua itu masih sering,” ujar Nareza.
Menurutnya, banyak siswa belum memahami bahwa memanggil nama orang tua atau mengejek teman termasuk kategori bullying. Sebagian besar menganggap perilaku tersebut sekadar candaan ringan tanpa menyadari dampak psikologis yang ditimbulkan.
“Mereka menganggap bercanda, padahal itu termasuk bullying ringan,” jelasnya.
Pernyataan tersebut dibenarkan Kepala SMA N 1 Sumberlawang, Bekti Ratna Timur Astuti. Ia mengakui, kasus perundungan verbal menjadi yang paling sering terjadi di sekolah. Bahkan, ejek-ejekan kerap berujung pada konflik fisik antarsiswa.
“Bullying pasti ada di sekolah mana pun. Yang pernah terjadi di sini, awalnya ejek-ejekan, lalu karena emosi berkembang menjadi dorong-dorongan. Kami langsung melakukan upaya mediasi dan pendamaian,” ungkap Bekti.
Bekti menegaskan, masih banyak siswa yang belum memahami dampak serius dari tindakan bullying, meskipun hanya berupa perundungan verbal.
“Para siswa tidak merasa bahwa tindakan itu berdampak besar. Padahal, korban bisa merasa rendah diri dan tertekan,” tambahnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait
