SRAGEN, iNewsSragen.id - Bupati Sragen Sigit Pamungkas meresmikan Jembatan Winong Elok yang berada di Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Selasa (23/12). Jembatan ini kembali menjadi urat nadi penghubung antara Kabupaten Sragen dan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, setelah sebelumnya terputus total akibat banjir besar pada awal 2024.
Jembatan Winong Elok memiliki nilai historis tinggi karena merupakan peninggalan era kolonial Belanda yang dibangun pada 1938. Selama 87 tahun, jembatan tersebut melayani mobilitas warga lintas wilayah hingga akhirnya tidak mampu menahan terjangan banjir besar. Kini, pemerintah daerah membangun ulang jembatan dengan spesifikasi yang jauh lebih kokoh dan representatif.
Dalam sambutannya, Bupati Sigit Pamungkas menjelaskan bahwa pembangunan jembatan baru membawa peningkatan signifikan dibanding struktur lama. Panjang jembatan bertambah dari 11 meter menjadi 24 meter, sementara lebarnya meningkat dari 4,5 meter menjadi 8 meter.
“Harapan kita, dengan jembatan yang lebih kuat dan lebih luas ini, usia pakainya bisa jauh lebih panjang. Masyarakat kini bisa melintas dengan nyaman dan aman, sehingga aktivitas ekonomi dan sosial antara Sragen dan Ngawi kembali berjalan optimal,” ujar Sigit.
Sementara itu, Kepala Desa Tunggul, Suntoro, menyebut jembatan ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat setempat. Selain nama resmi Winong Elok, warga juga mengusulkan sejumlah nama alternatif yang sarat nilai sejarah lokal.
Di antaranya Jembatan Triwil, singkatan dari Tiga Wilayah yakni Tunggul, Jambeyan, dan Ketanggung. Ada pula usulan Jembatan Mondokan Indah, mengenang sejarah lokasi tersebut sebagai tempat singgah atau “mondok” para tunawisma di masa lalu. Nama lain yang muncul yakni Jembatan Winong Tunggul, sesuai letak geografisnya, serta Jembatan Giyono Jenggot, sebagai penghormatan kepada almarhum tokoh masyarakat yang pernah tinggal di sekitar jembatan.
Peresmian Jembatan Winong Elok juga menjadi momentum evaluasi proyek infrastruktur di akhir tahun 2025. Kabid Bina Marga DPU Sragen, Aribowo Sulistyo, menyampaikan bahwa dari total 110 paket pekerjaan yang bersumber dari APBD Penetapan dan Perubahan, sebagian besar telah mencapai progres mendekati 100 persen.
“Masih ada sekitar 20 paket pekerjaan yang dalam tahap penyelesaian akhir. Seluruhnya wajib selesai sebelum 31 Desember. Kontraktor yang terlambat akan dikenai denda,” tegasnya.
Salah satu proyek strategis yang masih menjadi perhatian adalah jalur Jenar–Nyadri yang didanai melalui Bantuan Keuangan Provinsi. Tantangan utama saat ini berupa antrean penjadwalan material cor beton siap pakai, meski kondisi cuaca dinilai masih cukup mendukung.
Dengan sisa waktu yang ada, DPU Sragen optimistis seluruh proyek jalan dan jembatan dapat rampung sebelum pergantian tahun dan segera dinikmati Masyarakat.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait
