SRAGEN, iNewsSragen.id - Sekolah adalah lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal yang dijadikan tempat untuk belajar dan mengajar dalam kurun waktu tertentu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sekolah adalah lembaga atau bangunan yang dipakai untuk aktivitas belajar dan mengajar sesuai dengan jenjang pendidikannya (SD, SLTP, SLTA).
Sekolah sebagai tempat beraktivitas baik guru maupun peserta didik harus mewujudkan lingkungan yang bersih, indah, aman dan nyaman serta menyenangkan.
Dalam kaitanya dengan itu maka pengelolaan lingkungan sekolah harus senantiasa tetap bersih, supaya peserta didik dan guru merasa nyaman dalam melakukan aktivitas pembelajaran di sekolah.
Dengan rasa nyaman di sekolah diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Agar tercipta suasana lingkungan yang bersih, indah, aman dan nyaman serta menyenangkan maka diperlukan perhatian khusus tentang penataan lingkungan sekolah, salah satu diantaranya adalah pengelolaan limbah sampah yang notabene tidak mungkin dihindarkan dari sekolah.
Bangunan sekolah yang asri dan indah biasanya membutuhkan beberapa tanaman yang memang disengaja ditanam untuk menciptakan suasana yang rindang dan nyaman sebagai tempat untuk berteduh. Dari tanaman yang sengaja ditanam tersebut tentunya akan menjadi salah satu sumber sampah apabila daunya berguguran. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga kebersihan untuk membersihkan sampah dari daun-daun tanaman yang berguguran setiap hari. Ada juga limbah yang sulit terurai oleh tanah dan menyebabkan tanah menjadi tidak subur yaitu sampah plastik.
Plastik adalah suatu jenis bahan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari yang sangat praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Ketika kita makan, minum dari botol, membawa barang, membungkus sesuatu, mungkin tak sedikit dari kita yang menggunakan plastik dan ketika membuangnya hanya sembarangan sehingga mengakibatkan penumpukan sampah plastik disekitar kita SMP Negeri 2 Tangen pada tahun pelajaran 2022/2023 jumlah peserta didiknya sekitar 474 siswa dari 13 rombel yang ada. Dan terdapat empat kantin sekolah yang menjajakan makanan kebutuhan sehari-hari.
Dari ke empat kantin sekolah tersebut ternyata kebanyakan menggunakan plastik untuk membungkus jajanan yang di jual ke anak disamping jajanan yang terkemas plastik. Oleh karena itu mau tidak mau peserta didikpun secara otomatis menggunakan plastik tersebut.
Dengan masih banyaknya peserta didik yang mengkonsumsi makanan yang terbungkus plastik dan membuangnya secara sembarangan setelah makan, kalau hal ini dibiarkan terus menerus maka pencanangan program sekolah yang ingin mewujudkan sekolah “bebas limbah sampah plastik” (simpatik) akan sulit tercapai, oleh karena itu harus ada penanganan khusus untuk meminimalisir sampah plastik.
SMP Negeri 2 Tangen adalah sekolah adiwiyata mandiri yang baru saja ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan Nomor SK 1177 / MENLHK / P2SDM / SDM,1 / 2022 pada tanggal 24 Nopember 2022 dengan slogan menjadi sekolah yang bebas limbah sampah plastik.
Dengan ditetapkan menjadi sekolah adiwiyata mandiri dengan slogan sekolah yang bebas limbah sampah plastik, maka sebagai kepala sekolah harus mampu mewujudkan dan menjaga agar sekolah benar-benar bebas sampah plastik.
Oleh karena itu pada tahun 2023 ini SMP Negeri 2 Tangen melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan program tersebut salah satu yang dilakukan oleh sekolah adalah mensosialisasikan kepada setiap warga sekolah untuk tidak membawa atau membuang sampah plastik dengan sembarangan.
Kita tahu bahwa sampah plastik merupakan limbah yang sangat merugikan lingkungan hidup manusia. Menurut Kamus Lingkungan (1994), Sampah plastik adalah sebagai bahan yang tidak memiliki nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian barang atau cacat selama manufaktur atau materi berkelebihan atau buangan.
Sedangkan menurut Dr. Tanjung, M. Sc, Sampah plastik ialah sesuatu barang yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampah plastik merupakan barang yang tidak berguna tidak ada nilainya dan dibuang.
Apabila pembuangan sampah plastik ini tidak dikelola dengan baik maka akan sangat merugikan lingkungan hidup manusia, karena sampah plastik tergolong kedalam sampah anorganik yang tidak mudah terurai dengan baik.
Sampah plastik yang jumlahnya sangat banyak apabila tidak dikelola dengan baik akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan manusia karena dengan banyaknya sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi tempat berkembang biaknya lalat, nyamuk demam berdarah, cacing pita dan lain sebagainya.
Sebagai kepala sekolah saya bertekat untuk meminimalisir penggunaan plastic dilingkungan SMP Negeri 2 Tangen, supaya tidak terjadi timbunan sampah plastik serta gelar adiwiyata mandiri yang bebas limbah sampah plastik dapat tercapai.
Untuk mengatasi permasalahan sampah plastik dilingkungan sekolah SMP Negeri 2 Tangen maka semua komponen sekolah harus bekerja sama untuk menangani masalah ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan dengan adanya sampah plastik ini antara lain:
1. Memberikan pengertian atau pemahaman kepada warga sekolah terhadap bahaya yang ditimbulkan dari sampah plastik antara lain berbahaya bagi keberlangsungan rantai makanan, mencemari air dan tanah, tanah menjadi tidak subur, pemanasan global dan menimbulkan polusi udara.
2. Setiap warga sekolah diwajibkan setiap ketemu sampah plastik segera dibuang pada tempatnya.
3. Menekankan pada pengelola kantin sekolah untuk tidak menggunakan pembungkus plastik. Dengan beberapa cara-cara tersebut maka sampah plastik yang ada di SMP Negeri 2 Tangen akan dapat diminimalisir.
Dengan berkurangnya limbah sampah plastik ini maka menjadikan lingkungan belajar di sekolah tampak bersih, nyaman, indah serta menyenangkan.
Kondisi yang seperti ini akan memicu peserta didik betah berada di sekolah sehingga akan meningkatkan motivasi mereka dalam belajar disekolah dan akhirnya prestasinya meningkat.
Artikel ini di tulis oleh Slamet Indarto, Kepala sekolah SMP N 2 Tangen, Sragen dengan judul “Mewujudkan SMP Negeri 2 Tangen Bebas dari Simpatik”.
Editor : Joko Piroso