SUKOHARJO,iNewsSragen.id - Tradisi syawalan yang juga dikenal oleh masyarakat Jawa dengan istilah 'Bakdo Kupat' adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh umat muslim pada awal bulan Syawal.
Masyarakat Jawa merayakan Bakdo Kupat setelah Idul Fitri sebagai penanda dan wujud syukur berakhirnya puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal. Di momen ini mereka menyajikan makanan khas ketupat berisi beras yang dikukus dengan bungkus anyaman daun janur kuning.
Setiap momen Bakdo Kupat tiba, bisa dipastikan hampir semua pasar tradisional dipenuhi dengan perajin dan penjual selongsong bungkus ketupat. Mereka berdatangan dari berbagai daerah menyebar di pasar-pasar.
Salah seorang perajin sekaligus penjual selongsong bungkus ketupat di Pasar Ir Soekarno Sukoharjo Sabar (65) warga Sukoharjo Kota mengaku, tahun ini omzet pendapatannya menurun jika dibandingkan dengan Bakdo Kupat tahun 2022 lalu.
"Tahun lalu, permintaan banyak meskipun masih pandemi Covid-19. Saya sehari bisa memproduksi 1.000 selongsong bungkus ketupat, tapi itu dibantu dengan anak-anak saya yang membuat di rumah kemudian dibawa ke sini (pasar-Red)," ujarnya saat ditemui pada, Kamis (27/4/2023).
Saat ini untuk satu ikat berisi 10 selongsong ketupat, Sabar menjualnya dengan harga Rp10 ribu. Dari tiap ikat itu, ia mendapat keuntungan Rp2 ribu, dimana daun janur yang merupakan bahan utamanya dibeli dari Boyolali dengan harga satu ikat berisi 10 lembar daun Rp8 ribu.
Editor : Joko Piroso