Pada awalnya, Suparmi berjalan kaki jualan jamu gendong keliling dari kampung ke kampong. Namun, awalnya itu pernah tidak laku sama sekali sudah berkeliling tapi nggak laku.
Terus ibu saya bilang, saya diminta sabar, memang awalnya mencari pelanggan itu susah. Meski berat, Suparmi tetap melanjutkan usahanya jualan jamu keliling.
Baru sekitar tahun 2005, Suparmi mempunyai sepeda onthel pemberian kakaknya. Menjajakan jamu, berkeliling kampung dengan mengendarai sepeda mini, jelasnya.
Saat itu, Suparmi hidup seorang diri, karena semua anak-anaknya sudah berkeluarga. Sehingga, penghasilan dari jualan jamu, bisa ia sisihkan untuk menabung.
Ibu empat orang anak ini, sembari menitihkan air mata, bersyukur karena menjadi salah satu orang yang diizinkan oleh allah swt untuk berangkat ke tanah suci mekkah, ungkapnya.
Senang sekali, masyaallah, atase saya seorang penjual jamu kok kepanggil, alhamdulillah bersyukur kepada allah swt.
Editor : Joko Piroso