Peserta dan tamu dari berbagai kota di Sukowati, Magetan, Ngawi, dan Karanganyar (SukoMaNgaKar).Foto:iNews/Joko P
Wayang diakhiri dengan pesan dari Kolosrenggi agar Wisnu kembali ke jatidiri dan tak akan diganggu lagi, bahkan akan dilindungi olehnya.
Seluruh cerita wayang ini diambil dari berbagai sumber literasi, seperti Serat Tapel Adam, Sang Hyang Wenang, Wening, Tunggal, dan lainnya, serta serat Wedasasongko 1666. Selain itu, model ruwatan yang digambarkan mirip dengan upacara adat Kolocokro dan laku tirakat Wali Kutuban.
Semua elemen ini menghadirkan cerita yang kaya akan warisan budaya dan tradisi Jawa, serta menunjukkan betapa pentingnya melestarikan dan memahami warisan budaya untuk generasi mendatang.
Acara seperti ini juga bisa menjadi sarana untuk mempererat persatuan dan kebersamaan dalam masyarakat, serta sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan, pungkas Lilik.
Editor : Joko Piroso