get app
inews
Aa Text
Read Next : Gebyar HUT ke-80 RI Pesilat di Sukoharjo Jadi Teladan Gelaran Kondusif Pasca Demo Ricuh

Panen Jambu Air Pranan, Mewujudkan Agrowisata Desa di Sukoharjo Melalui Festival

Selasa, 02 September 2025 | 09:43 WIB
header img
Kades Pranan Sarjanto 'Jigong' memanen jambu air khas desa Pranan.Foto:iNews/ Nanang SN

SUKOHARJO,iNewsSragen.idDesa Pranan, Polokarto, Sukoharjo, kembali menyelenggarakan tradisi unik Festival Jambu Pranan untuk merayakan panen buah jambu air khas desa setempat.

Memasuki tahun keempat, festival ini tidak hanya menjadi ajang syukur, tetapi juga sebuah langkah besar menuju agrowisata berbasis potensi lokal yang patut diapresiasi.

Festival yang berlangsung selama tiga hari, mulai 5 hingga 7 September 2025, menghadirkan beragam acara menarik yang mengangkat kearifan lokal. Salah satu acara yang paling mencuri perhatian adalah balapan memanggul jambu sejauh 50 meter bolak-balik, lomba balap sepeda dengan membawa bronjong sebelah, dan karnaval jambu melibatkan warga desa.

Kepala Desa Pranan, Sarjanto, atau yang akrab disapa 'Jigong', mengungkapkan bahwa festival ini bertujuan untuk memperkenalkan keunikan tradisi desa sekaligus mendorong perkembangan sektor agrowisata.

"Kami ingin tradisi ini tetap hidup, dinikmati oleh masyarakat luas, terutama generasi muda yang perlu tahu betapa berharganya warisan ini," kata Jigong saat ditemui di tengah kegiatan panen jambu air, Senin (1/9/2025).

Tak hanya menjadi perayaan tahunan, tanaman jambu air telah menjadi pilar perekonomian desa. Dalam satu musim panen, yang bisa terjadi tiga hingga empat kali setahun, Desa Pranan mampu menghasilkan hingga 20 ton jambu air dalam satu kali masa panen selama seminggu.

Jambu air dari Desa Pranan yang terkenal dengan ukuran besar dan warna merah ini bahkan telah dipasarkan hingga ke luar daerah, termasuk Bandung dan Jakarta, dengan harga dipasaran berkisar Rp13 ribu-15 ribu per kilogram. Sedangkan jika membeli dari kebun antara Rp 9 ribu-Rp10 ribu per kilogram.

“Jambu air ini sudah menjadi tanaman wajib bagi hampir setiap rumah di Desa Pranan. Minimal, setiap rumah memiliki dua hingga tiga pohon jambu air,” jelas Jigong.

Saat ini, Desa Pranan tengah mengembangkan kebun jambu seluas 10 hektar di tanah kas yang rencananya akan dijadikan destinasi wisata petik jambu. Dengan harapan, Desa Pranan dapat menjadi tujuan utama agrowisata yang menarik minat wisatawan.

Dengan festival Jambu Pranan diharapkan dapat mendongkrak popularitas desa sebagai kampung jambu air, sekaligus memperkenalkan potensi agrowisata yang berbasis pada tradisi lokal. "Kami berharap acara ini dapat menjadikan Desa Pranan sebagai destinasi wisata yang kaya akan budaya dan hasil alam," imbuhnya.

Camat Polokarto, Heri Mulyadi, yang turut hadir dalam panen jambu air, memberikan dukungannya terhadap festival ini. Menurutnya, Festival Jambu Pranan telah berhasil mengangkat desa sebagai ikon pariwisata berbasis hasil bumi.

"Festival ini wajib didukung. Selain memperkenalkan identitas Desa Pranan sebagai desa penghasil jambu, acara ini juga akan memberikan dampak positif bagi ekonomi desa," pungkas Heri.

Pesan Redaksi iNews

Kami mendukung penyampaian aspirasi dengan cara yang bermartabat.

Unjuk rasa hak setiap warga, jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah.

Tetap menjaga ketertiban, menghargai sesama, dan menjukkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai.

Editor : Joko Piroso

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut