SUBANG, iNewsSragen.id - Penemuan manik-manik dan benda-benda unik di lereng bukit Patenggang diperkirakan berasal dari 2.000 tahun lalu.
Komunitas Jelajah Sejarah dan Kebudayaan (Jejak) yang penasaran atas temuan itu pun menemui Neti, 35. Salah seorang warga yang lima tahun belakangan, dari 2017 sampai 2022, mengumpulkan benda-benda unik dan manik-manik dari areal kebunnya.
Setelah mendapat cerita dari Neti, Komunitas Jejak pun menjadi narahubung antara warga dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang. Komunitas melaporkan bahwa ada masyarakat yang menemukan benda cagar budaya atau sejarah.
Dua orang dari TACB tersebut terjun langsung ke lokasi. Setelah memastikan penemuan masyarakat itu masuk dalam cagar budaya, kemudian mereka melaporkannya kepada Museum Kepurbakalaan Subang.
Saat itu, Museum Kepurbakalaan Subang akhirnya tertarik. Mereka pun mengkaji dan meneliti penemuan masyarakat tersebut. Diharapkan, penemuan itu bisa menambah koleksi museum.
Setelah memastikan bahwa benda-benda unik itu masuk dalam calon koleksi museum berdasar hasil kajian dan masuk peringkat lima dari pusat, Museum Kepurbakalaan Subang pun membahasnya dalam Seminar Koleksi Benda Cagar pada Rabu (12/10/2022) lalu.
Menurut mereka, benda penemuan masyarakat itu berusia 2.000 tahun lalu. Benda itu termasuk dalam benda bekal kubur dari peradaban masa lalu. Biasanya, manik-manik yang disimpan dalam tembikar itu dikubur bersama jenazah dan ditaruh di atas dada.
“Benda-benda unik dan manik-manik yang ditemukan masyarakat, khususnya Neti, di areal Datar Patenggang dan lereng bukit itu masuk dalam cagar budaya. Jadi, nanti akan menjadi koleksi Museum Kepurbakalaan Subang,” ujar praktisi budaya, M. Khadar Hendarsyah, yang turut serta dalam tim pengkaji dan peneliti.
Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Desa (Kades) Margasari Nanang Setia Praja, ketika melihat benda penemuan itu di rumah Neti merasa takjub. Nanang meminta Neti untuk menyimpan benda itu sebagai benda yang dilindungi.
"Dari dulu, memang banyak benda yang ditemukan masyarakat. Bahkan, ada yang menemukan semacam gelang emas. Sayangnya, karena awam, benda seperti keramik atau yang lainnya tidak disimpan,” ujar Nanang.
Kades Margasari Nanang Setia Praja (tengah) dan Ketua Paku Djajar Asep Latip Nurahman (baju biru) saat mengunjungi rumah Neti dan melihat koleksi benda-benda cagar budaya. Foto: Ratna Ning/istimewa.
Dia mengapresiasi upaya Neti menyimpan dan mengumpulkan benda tersebut hingga turun kajian dari Museum Kepurbakalaan Subang dan TACB.
“Saya apresiasi sekali upaya Neti menyimpan dan mengumpulkan benda ini hingga turun kajian dari museum dan TACB," tandasnya.
Dia juga berharap ada pengembangan dan penataan untuk pemanfaatan wisata alam dan edukasi sejarah di Situs Patenggang.(*)
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait