GROBOGAN, iNewsSragen.id - Ratusan pesilat dari dua perguruan yakni Setia Hati Terate (SH Terate) dan Kera Sakti di Grobogan bentrok di jalanan. Mereka saling hantam dan lempar dengan menggunakan batu. Akibatnya puluhan pesilat mengalami luka akibat terkena lemparan batu.
Sementara puluhan rumah dan sebuah mobil yang di parkir di halaman rumah warga mengalami kerusakan.
Dalam video amatir warga, terlihat ratusan pesilat dari dua perguruan yakni PSHT dan Kera Sakti tengah bentrok di tengah jalan Gabus menuju Blora, tepatnya di Desa Tlogotirto, Kecamatan Gabus, Grobogan, Jawa Tengah.
Mereka saling serang dan hantam dengan menggunakan batu-batuan. Bahkan terlihat seorang pesilat lari mendekati rombongan sepeda motor dan langsung memukul kepala pengendara.
Setelah memukul, seorang pesilat ini langsung kabur. Seluruh kendaraan yang melintas dari arah Cepu, Blora dan Grobogan dihadang dan dihentikan para pesilat.
Bentrokan menjalar ke jalan desa hingga mengakibatkan puluhan rumah warga rusak. Sebagian genteng rumah pecah dan sebuah mobil yang terparkir di halaman rumah juga ikut menjadi korban.
Pemilik mobil Widodo yang ikut menjadi korban bentrokan mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menyaksikan mobil, rumah serta apotek miliknya rusak dilempari batu karena jumlah massa dari dua kubu mencapai ratusan orang.
Beberapa anggota pesilat dari dua kubu juga mengalami luka robek dibagian kepala akibat hantaman batu. Selain itu puluhan sepeda motor mereka juga dirusak massa.
“Petugas kepolisian dan TNI kewalahan dalam menghalau massa. Anggota perguruan Kera Sakti yang ikut bentrok di lokasi warga dari luar Gabus karena banyak yang tidak dikenal oleh warga,” jelasnya.
Selain merusak rumah dan mobil, bentrokan juga menyebabkan kaca pos penjaga palang kereta api juga pecah.
Bentrok bermula dari dalam gedung wilayah Kuwu, Kradenan, Grobogan saat perguruan Kera Sakti mengadakan acara. Terlihat beberapa anggota Kera Sakti menghajar dan mengeroyok seorang pemuda dengan menendang keluar dari parkiran Gedung.
Peristiwa bentrok antar dua perguruan ini masih dalam penyelidikan Polres Grobogan, Jawa Tengah. Sebagian warga masih trauma dan belum berani untuk beraktivitas berjualan serta memperbaiki genteng yang pecah, katanya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait