Ide itu kemudian disebarkan kepada Pemerintah Desa dan melalui para perempuan jamaah pengajian setempat.
Sampah-sampah itu bisa apa saja. Botol bekas obat hama, botol air mineral, piring-piring aluminium, penanak nasi yang rusak, kardus, kertas-kertas.
Apa saja yang masih bisa dimanfaatkan kembali. Semua sampah yang terkumpul langsung dijual ke pengepul.
“Biaya operasional pengurus sendiri waktu itu masih lillahita’ala,” kata Muhlas.
Saat ini sudah ada kurang lebih tiga ratus warga di empat Dusun sudah bergabung di BSM Mandiri Keluarga Harapan.
Editor : Sugiyanto
Artikel Terkait